Satu Karyawan kedutaan Jerman Termasuk yang Tewas dalam Ledakan Beirut
Seorang karyawan di kedutaan Besar Jerman di Beirut turut menjadi korban dari ledakan kuat
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Dia juga memohon kepada negara lain untuk mempercepat bantuan ke Lebanon, yang sudah bergulat dengan krisis ekonomi.
Aoun tegaskan, mereka yang bertanggung jawab akan berhadapan dengan hukum.
"Mereka yang bertanggung jawab akan diberi hukuman paling berat," tulis Aoun dalam akun Twitter kepresidenan.
Ledakan hebat mengguncang Pelabuhan Beirut, di ibu kota Lebanon pada Selasa (4/8/2020) petang.
Otoritas setempat menyebutkan ditemukan 2.750 ton amonium nitrat, bahan yang mudah terbakar dan meledak di sekitar lokasi kejadian.
Akibat kejadian itu, diketahui lebih dari 100 orang tewas dan setidaknya 4.000 lainnya mengalami luka-luka.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan keadaan darurat selama dua pekan harus diumumkan atas insiden ledakan besar yang hingga saat ini masih diselidiki asal-muasalnya.
Status darurat ini dirasa tepat menyusul besarnya dampak yang dirasakan di sepenjuru Beirut, bahkan hingga area pinggiran ibu kota ini.
100 Orang Tewas Dan 4.000 Orang Luka-luka
Jumlah korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang Beirut terus bertambah hingga mencapai 100 orang.
Hal itu disampaikan kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh kepada LBCI TV melalui sambungan telepon, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).
Bahkan George Kettaneh memperkirakan jumlahnya masih akan bertambah, mengingat proses evakuasi korban di lokasi masih terus dilakukan oleh petugas.
Palang Merah berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan untuk mengevakuasi korban dari lokasi ledakan ke rumah sakit.
Sebelumnya dilaporkan 78 orang tewas dan hampir 4.000 orang luka-luka akibat insiden ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020).