Cerita Pengantin yang Tengah Berfoto saat Detik-Detik Ledakan Beirut: Apakah Saya Akan Mati?
Senyum berseri-seri Israa Seblani (29) saat berpose untuk video pernikahannya seketika berubah menjadi ketakutan karena ledakan besar di Beirut.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Senyum berseri-seri Israa Seblani (29) saat berpose untuk video pernikahannya seketika berubah menjadi ketakutan karena ledakan besar di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020).
Video yang viral menunjukkan dirinya tengah bergaya di depan videografer.
Sayangnya adegan itu dirusak oleh dentuman yang memekakkan telinga diiringi deburan debu dari puing-puing bangunan di sekitarnya, dikutip dari Daily Mail.
Rekaman yang dramatis itu menangkap momen ketika ledakan besar mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut.
Hingga Kamis (6/8/2020), ada 137 korban tewas dan 5.000 luka-luka akibat ledakan yang bersumber dari area sekitar pelabuhan Beirut ini.
Baca: Satu Karyawan kedutaan Jerman Termasuk yang Tewas dalam Ledakan Beirut
Baca: Amonium Nitrat yang Meledak di Beirut Ternyata Berasal dari Rusia
Israa Seblani merupakan dokter yang dinas di Amerika Serikat.
Ketika ledakan terjadi, Israa sempat memeriksa korban yang terluka di sekitarnya sebelum lari menuju tempat yang aman.
Sehari setelahnya dia dan suaminya, Ahmad Subeih (34) yang merupakan pengusaha di Beirut harus berjuang mencerna kejadian yang baru saja mereka alami.
"Aku telah mempersiapkan hari besarku selama dua minggu dan aku sangat bahagia seperti gadis-gadis lain, aku akan menikah."
"Orang tua saya akan senang melihat saya dengan gaun putih, saya akan terlihat seperti seorang putri," katanya kepada Reuters.
"Apa yang terjadi selama ledakan di sini, tidak bisa dijelaskan."
"Saya terkejut, saya bertanya-tanya apa yang terjadi, apakah saya akan mati? Bagaimana saya akan mati?" jelas Israa.
Tampak di belakang Israa tumpukan reruntuhan bangunan, di tengah wawancaranya dengan Reuters.
Baca: Bank Dunia Siap Mobilisasi Bantuan Pembiayaan untuk Lebanon
Rupanya puing-puing itu berasal dari bangunan hotel tempat dia akan menginap.
Israa tiba di Beirut tiga minggu sebelum ledakan, untuk mempersiapkan pernikahannya ini.
Ahmad, suami Israa menilai bahwa banyak pejabat Lebanon yang disalahkan atas ledakan tersebut.
Lantaran terdapat tumpukan bahan rentan meledak yang disimpan selama bertahun-tahun di pelabuhan.
"Kami mulai berjalan-jalan dan itu sangat menyedihkan, tidak bisa dijelaskan kehancuran dan suara ledakannya," katanya.
"Kami masih shock. Saya belum pernah mendengar sesuatu yang mirip dengan suara ledakan ini."
"Saya merasa sangat sedih tentang apa yang terjadi pada orang lain, tentang apa yang terjadi di Lebanon," ungkap Ahmad.
"Ketika saya bangun dan melihat kerusakan yang terjadi pada Beirut, satu-satunya hal yang saya katakan adalah bersyukur kepada Tuhan bahwa kita masih hidup," tambahnya.
Baca: Pemerintah Lebanon Menduga Bom Mengambang yang Sebabkan Ledakan Kembar di Beirut
Baca: Kunjungi Beirut, Presiden Perancis Emmanuel Macron Janji Akan Mobilisasi Bantuan Untuk Lebanon
Setelah ledakan itu, Israa dan suaminya mencoba menenangkan diri dan melanjutkan pernikahan mereka.
Ahmad ingat memasuki hotel yang rusak pada Rabu (5/8/2020) untuk mengambil barang-barang dan paspor.
Kini dia sedang menunggu visa ke Amerika Serikat agar bisa tinggal bersama dengan istrinya.
Meski Ahmad mencintai Lebanon, tapi tinggal di negara ini pasca ledakan bukan pilihan yang baik baginya.
Dia masih berusaha bergembira dalam pernikahan yang dia persiapkan begitu lama.
"Ada banyak kerusakan, banyak orang tewas dan terluka. Tetapi saya bercermin dengan kondisi kami, diri saya sendiri, suami saya, fotografernya bagaimana kami lolos tanpa cedera, saya bersyukur kepada Tuhan karena telah melindungi kami," ujarnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)