Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Oposisi Tuduh Otoritas Keamanan Belarusia Paksa Svetlana Tikhanovskaya Pergi ke Lithuania

Menlu AS Mike Pompeo mengecam hasil Pilpres Belarusia yang disebutnya penuh kecurangan, tidak bebas dan tidak adil.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Oposisi Tuduh Otoritas Keamanan Belarusia Paksa Svetlana Tikhanovskaya Pergi ke Lithuania
TASS.com
Capres Belarusia Svetlana Tikhanovskaya kini mengamankan diri di Vilnius, Lithuania 

TRIBUNNEWS.COM, MINSK – Juru bicara kelomok oposisi Belarusia, Olga Kovalkova, menyatakan, Capres Svetlana Tikhanovskaya, dipaksa meninggalkan negaranya.

Setelah ditahan selama enam jam, kepergiannya ke Vilnius, Lithuania, diatur otoritas keamanan Belarusia.

“Svetlana da di Lituania. Svetlana terus bersama rakyat Belarusia, dia menang ... Dia tak punya pilihan lain (selain meninggalkan Belarusia),” kata Olga Kovalkova kepada Sputnik Belarusia, Selasa (11/8/2020) WIB. 

Dari Amerika, Menlu Mike Pompeo mengecam hasil Pilpres Belarusia yang disebutnya penuh kecurangan, tidak bebas dan tidak adil.

Pompeo mendesak pemerintah negara itu menghormati hak-hak semua warga Belarusia untuk berpartisipasi dalam unjukrasa, serta menahan diri dari penggunaan kekerasan.

Kandidat terkuat Demokrat untuk Capres AS, Joe Biden, juga mengirimkan pesan pemilu Belarusia telah di dirusak oleh kecurangan.

“Saya mendukung mereka yang menyerukan penghitungan suara yang transparan dan akurat serta pembebasan semua tahanan politik,” kata Biden lewat platform media Medium.

BERITA REKOMENDASI

“Saya juga menyerukan kepada Presiden Lukashenka untuk menghormati hak-hak para demonstran yang damai dan menahan diri dari kekerasan lebih lanjut,” imbuhnya dikutip Sputniknews.com.

“Pemerintahan saya tidak akan pernah menghindar dari membela prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia,” kata Biden.

“Kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra demokratis kami untuk berbicara dengan satu suara dalam menuntut hak-hak ini dihormati, " imbuhnya.

Baca: Belarusia Cegah Usaha Pembunuhan Capres, Svetlana Tikhanovskaya Lari ke Lithuania

Di AS, aksi unjukrasa dan kekerasan masih terjadi di Portland, Oregon, sebagai kelanjutan demonstrasi menuntut perubahan kebijakan polisionil yang dinilai diskriminatif terhadap warga nonkulit putih.

Diberitakan sebelumnya, aksi massa pecah di berbagai kota di Belarusia menyusul kemenangan capres petahana Alexander Lukahshenko.

Di sisi lain, badan keamanan Belarusia telah mencegah upaya pembunuhan terhadap calon presiden Svetlana Tikhanovskaya.

Operasi perburuan komplotan itu diungkapkan Kepala Komite Keamanan Negara (KGB) Belarusia, Valery Vakulchik, Senin (11/8/2020) WIB.

Tikhanovskaya saat ini sudah keluar dari Belarusia. Ia mengamankan diri ke negara tetangganya, Lithuania. Tikhanovskaya menuntut agar pemilu di Belarus dibatalkan.

Hasil awal Pilpres Belarusia menunjukkan kandidat petahana Alexander Lukashenko merebut 80 persen suara pemilih.

Lukashenko merupakan Presiden dan politisi kuat, yang dikenal sekutu dekat Rusia dan Vladimir Putin. Hasil ini memicu aksi massa dan kekerasan yang berlangsung hingga saat ini.

Kantor berita TASS melaporkan, seorang pengunjukrasa tewas, puluhan lain luka-luka termasuk polisi. Ratusan orang telah ditahan akibat aksi kekerasan politik ini.

Terkait usaha pembunuhan Svetlana Tikhanovskaya, pejabat keamanan Belarusia menyebut operasi itu disiapkan untuk memunculkan martir.

"Kami menerima informasi dari apa yang disebut markas (oposisi) bersatu, mereka takut akan provokasi dan upaya untuk membunuh Tikhanovskaya," kata Valery Vakulchik kepada saluran televisi ONT.

Menurut Vakulchik, sebelum itu, divisi anti-ekstremisme Kementerian Dalam Negeri menyadap pesan yang berbunyi bahwa "diperlukan pengorbanan suci".

"Pengirimnya sudah diidentifikasi dan akan segera ditahan," ujarnya. "Insiden ini segera dilaporkan kepada kepala negara.

“Kami menanggapi informasi ini sangat serius. Di bawah instruksi kepala negara, saya mengambil keputusan mengirimkan 120 perwira terlatih untuk memastikan keamanan markas besar bersatu (oposisi),” lanjutnya.

Menyangkut keberadaan Svetlana Tikhanovskaya di Lithuania, informasinya telah dikonfirmasi Menteri Luar Negeri Belarusia, Linas Linkevicius.

"Svetlana Tikhanovskaya aman. Dia ada di Lithuania," cuitnya di akun Twitternyya yang terverifikasi. Dalam wawancara radio nasional LRT, Linkevicius menambahkan, Tikhanovskaya tiba di Lithuania setelah menghabiskan tujuh jam di wilayah Belarusia.

"Yang terpenting dia aman, karena dia pernah ditahan di Belarusia sebelumnya dan menghabiskan sekitar tujuh jam di tahanan," katanya.

Menlu Linus belum merinci bagaimana dan untuk berapa lama Tikhanovskaya tiba di Vilnius dan apa yang dia rencanakan.

Svetlana Tikhanovskaya pada Senin (10/8/2020), ke Komite Pemilihan Pusat menuntut penghitungan suara ulang di beberapa wilayah. Belakangan ia menuntut pembatalan hasil Pilpres.

Laporan terbaru dari Minsk yang dipublikasikan Russia Today, seorang pengunjuk rasa tewas karena luka-luka yang disebabkan alat peledak yang dia coba lemparkan ke polisi.

Kementerian Dalam Negeri Belarus mengonfirmasi kematian seorang pria di Minsk pada Senin malam, setelah bentrokan dengan polisi antihuru-hara yang mencoba membuka barikade di seberang Pritytsky Avenue, di bagian barat ibu kota.

“Seorang pengunjuk rasa melemparkan alat peledak tak dikenal ke petugas penegak hukum. Itu meledak di tangannya, menyebabkan ia kehilangan nyawa,” kata juru bicara kementerian kepada wartawan.

Sputnik Belarusia melaporkan pengunjuk rasa di Pritytsky Avenue menggunakan bom molotov untuk menargetkan polisi.

Rekaman drone pada Senin malam menunjukkan kerumunan besar orang memblokir jalan di dekat stasiun Metro Pushkinskaya, dan ada laporan polisi menggunakan granat flash-bang untuk membubarkan mereka.

Di beberapa titik, bus kota dibakar. Ini adalah kematian pertama yang dikonfirmasi dalam protes tersebut. Ada banyak laporan cedera di media lokal, dan ribuan pengunjuk rasa telah ditahan.

Minggu lalu, Belarusia mengadakan pemilihan presidennya. Hasil awal menunjukkan kandidat petahana Alexander Lukashenko mengamankan pemilihannya kembali dengan 80,08 % suara.

Sementara saingan terbesarnya Svetlana Tikhanovskaya mendapat 10,09 % suara. Tiga kandidat lainnya masing-masing gagal mendapatkan lebih dari dua persen.

Setelah hasil exit poll diumumkan pada 9 Agustus, aksi massa terjadi di banyak kota besar dan kecil di seluruh negeri.(Tribunnews.com/TASS/RussiaToday.com/Sputniknews.com/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas