Pertama Kalinya Sensus Nasional Jepang Dilakukan Secara Online
Sensus nasional dilakukan setiap lima tahun sekali untuk semua orang yang tinggal di Jepang, termasuk orang asing, untuk memahami situasi penduduk.
Editor: Dewi Agustina
"Selain itu, kami mempromosikan multibahasa jawaban di internet untuk orang asing, dan selain bahasa Inggris, kami sekarang dapat mendukung lima bahasa baru seperti English, China dan Vietnam," ujarnya.
Kali ini, karena pengaruh virus corona, pengumuman hasil survei akan tertunda beberapa bulan dibandingkan dengan waktu sebelumnya, dan angka awal untuk pengumuman penduduk diperkirakan pada Juni tahun depan dan angka terakhir diharapkan pada November tahun depan.
Baca: Jumlah Barang Palsu Masuk Jepang Meningkat 18,7 Persen Dibandingkan Tahun 2019
Penyidik adalah pegawai negeri sipil paruh waktu yang dipilih melalui perekrutan terbuka.
Dalam survei sebelumnya lima tahun lalu, sekitar 700.000 penyidik di seluruh negeri bertanggung jawab atas sekitar 50 hingga 100 rumah tangga per orang. Kini jumlahnya hanya sekitar 600.000 orang saja.
Setiap pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah seperti menambah jumlah rumah tangga penanggung jawab masing-masing penyidik dan memperpanjang jangka waktu pendistribusian dokumen.
Selain itu, sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19, banyak pemerintah daerah yang menghindari kunjungan langsung penyidik, menjelaskan penyelidikan melalui interphone, dan mendistribusikan dokumen di kotak surat.
Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menjawab survei lewat internet.
Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi meminta jawaban di internet untuk mencegah penularan virus corona, tetapi ada juga metode pengisian kuesioner yang terlampir dalam dokumen dan membalas melalui surat.
Baca: Fakta Unik Udon, Mi Tebal Asal Jepang yang Disantap dengan Cara Unik
Kuisioner dapat diberikan kepada penyidik yang datang untuk mengambilnya dan bukan mengirimkannya.
Penyidik akan berkunjung lagi dan mengingatkan rumah tangga agar tidak merespons sebelum tenggat waktu.
Apabila jawaban tetap tidak didapat karena alasan seperti mangkir, penyidik diharapkan menanyakan nama dan jenis kelamin dari warga tetangga sebagai alternatif tindakan.
Selain itu, Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi telah meminta perhatian terhadap panggilan mencurigakan, email, pengunjung, yang disamarkan sebagai sensus, dengan mengatakan bahwa penyelidik tidak akan pernah meminta uang atau meminta kata sandi rekening bank.
Untuk bahasa Indonesia silakan askses URL ini: https://www.kokusei2020.go.jp/household/language/indonesian.html
Sementara itu baru terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di Indonesia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com