Profil Mascha Kaléko, Penyair Jerman-Yahudi yang Dirayakan Google Doodle Hari Ini
Pada 16 September ini, Google merayakan penyair Jerman-Yahudi, Mascha Kaléko dengan Doodle.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Google merayakan penyair Jerman-Yahudi, Mascha Kaléko dengan Doodle.
Pada hari ini (16 September) tahun 1974, Kaléko mengadakan pembacaan terakhirnya di Berlin’s America Memorial Library, setelah lebih dari 40 tahun menulis puisi.
Dalam Google Doodle-nya, yang digambar oleh Ramona Ring, dia terlihat dikelilingi oleh tanaman.
Referensi untuk puisinya "Das Bißchen Ruhm" ("Sedikit Kemuliaan"), di mana dia membandingkan ketenarannya dengan tanaman yang hanya dapat dipertahankan dengan perawatan sehari-hari.
Baca: 17 Agustus 2020: Google Doodle Persembahkan Tampilan Khusus di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Baca: Google Doodle Peringati HUT ke-75 RI, 17 Agustus, Berisi Pesan Lewat Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Berikut ini Tribunnews rangkum profil Mascha Kaléko yang dikutip dari Independent.co.uk:
Mascha Kaléko lahir di Polandia selatan pada 1907.
Kaléko diberi nama Golda Malka Aufen saat lahir.
Keluarganya meninggalkan negara itu menuju Jerman saat pecahnya Perang Dunia Pertama dan menetap di Berlin pada tahun 1918.
Saat remaja, Kaléko mulai menulis puisi berbahasa Jerman yang dengan cepat diterbitkan di surat kabar Berlin, membantunya mendapatkan ketenaran di kota itu.
Pada awal 1930-an, Mascha Kaléko adalah sosok mapan dalam dunia sastra avant garde di ibu kota.
Baca: Google Doodle Spesial Hari Kemerdekaan RI 2020, Berikut Makna yang Terkandung dalam Gambar
Baca: Google Doodle Peringati Subak Bali Senin, 29 Juni 2020: Warisan Budaya Dunia Terdaftar di UNESCO
Mascha Kaléko menerbitkan buku pertamanya Das Lyrische Stenogrammheft (The Lyrical Shorthand Pad) pada tahun 1933, yang dengan cepat menjadi sasaran sensor Nazi.
Karyanya terkenal karena membahas kehidupan sehari-hari di Berlin serta menjelajahi tema-tema yang terus mendesak seperti ketidakadilan sosial dan pengasingan.
Pada tahun 1938, tahun sebelum Perang Dunia II meletus, Kaléko beremigrasi ke AS bersama suami keduanya, komposer Chemjo Vinaver dan putra mereka yang berusia satu tahun Steven.
Dia menghabiskan hampir dua dekade di sana.
Lalu Mascha Kaléko kembali ke Berlin untuk pertama kalinya pada tahun 1956.
Baca: Mengenal Subak Bali, Warisan Dunia UNESCO Sejak 2012 yang Kini Dikenalkan Goodle Doodle
Baca: Gabungkan Teknologi dan Kuliner, Aplikasi Ini Hadirkan Fitur Pesan Makanan Lewat Doodle
Dia akan kembali lagi tiga tahun kemudian setelah dihormati dengan penghargaan literatur Berlin Art Prize, Fontane Prize, hanya untuk menolaknya karena mantan anggota Nazi dan SS menjadi juri.
Pada tahun 1959, Kaléko pindah ke Israel, di mana dia menulis puisi sampai kematiannya pada tahun 1975.
Dia dikenang di Berlin dengan plakat peringatan di rumahnya, serta memiliki jalan dan taman yang dinamai menurut namanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.