Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pecinta Misteri Detektif dari Papua, Sukses Bekerja di Perusahaan Besar Jepang

Walaupun sudah menjadi orang sukses di perusahaan besar tersebut, setiap hari perlu menempuh 90 menit naik mobilnya ke kantornya di kota Yamagata.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pecinta Misteri Detektif dari Papua, Sukses Bekerja di Perusahaan Besar Jepang
Richard Susilo
Kazunori Suzuki, CEO Suzuki Hi-tech, Inc., perusahaan yang punya sejarah 106 tahun (kiri) dan Petrus Yesaya Samori (31) lulusan Universitas Yamagata dari Papua. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang warga Indonesia dari Papua, Petrus Yesaya Samori (31) lulusan Universitas Yamagata Jepang, pecinta komik Monster misteri detektif karya Naoki Urazawa, 18 series, ternyata kini sukses bekerja di perusahaan besar Jepang.

"Iya saya baca semua itu 18 bukunya sampai habis. Saya suka baca buku-buku detektif sejak sekolah dasar dulu. Lalu lulus SMA berangkat ke Jepang dapat beasiswa dari pemerintah," papar Petrus khusus kepada Tribunnews.com Sabtu ini (19/9/2020).

Sejak 1 April 2018 Petrus bekerja di sebuah perusahaan besar teknologi Jepang, Suzuki Hi-tech Inc., yang punya riwayat perusahaan selama 106 tahun, dan kini dipercayakan CEO nya menjadi Kepala Pusat penelitian di perusahaan besar tersebut.

Walaupun sudah menjadi orang sukses di perusahaan besar tersebut, setiap hari perlu menempuh 90 menit naik mobilnya ke kantornya di kota Yamagata.

"Rumah saya di Yonezawa dan kantor di kota Yamagata. Jadi perlu waktu satu setengah jam naik mobil ke kantor setiap hari. Saya senang karena pemandangan sepanjang jalan bagus sekali bisa nyaman dan tenang naik mobilnya," lanjutnya.

Petrus Yesaya Samori kelahiran Papua 15 Juni 1989
Petrus Yesaya Samori kelahiran Papua 15 Juni 1989 (Richard Susilo)

Selain itu sudah sekitar 8 tahun berada di Yonezawa merasa seperti kampung halamannya sendiri.

Berita Rekomendasi

"Dekat rumah saya juga ada gereja sehingga saya bisa ikut aktif dalam kebaktian gereja dan bertemu pacar saya juga di gereja," paparnya mengakui akan menikah kemungkinan Mei tahun depan dengan wanita Jepang aktivis gereja yang sama.

Saat ini Petrus dipercayakan CEO nya untuk menangani 4 stafnya warga Indonesia, pemagang, yang ada di bagian produksi perusahaan yang sama.

"Ya saya sering kumpul ngobrol dengan mereka,. tanya kalau ada yang mesti disampaikan, agar tidak stres tinggal di Jepang dan bekerja di perusahaan tersebut, mencoba menjadi motivator mereka, sehingga hubungan dengan kantor bisa tetap baik."

Putera Papua itu juga ingin sekali menjadi jembatan antara Jepang dan Indonesia khususnya Papua sehingga hubungan kedua negara bisa semakin sukses lagi.

"Saat ini saya lagi mengerjalan proyek Rejisuto untuk suku cadang bidang kesehatan dan juga satu lagi di bidang terkait test PCR, tapi masih dirahasiakan. Nanti kalau sudah selesai diungkap ke masyarakat baru bisa diberitahukan, mungkin akhir tahun depan ya," jelasnya lagi.

Pada awalnya Petrus belajar bahasa Jepang di ABK di Tokyo sekitar satu tahun enam bulan, kemudian pindah ke Yamagata masuk ke Universitas Yamagata dan lulus S1 tahun 2013.

"Tadinya saya mau pulang ke Papua tetapi ternyata tak ada lowongan di badan penelitian di sana ya saya melanjutkan sampai program Doktor di Yamagata lulus tahun 2018 langsung bekerja di Suzuki Hi-tech Inc."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas