Donald Trump Ancam Akan Rilis Perintah Eksekutif Demi Mencegah Joe Biden Menjadi Presiden AS
Presiden AS, Donald Trump mengancam akan merilis perintah eksekutif untuk mencegah saingannya dalam pemilu, Joe Biden jadi presiden terpilih.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan merilis perintah eksekutif untuk mencegah saingannya dalam pemilu, Joe Biden, menjadi presiden terpilih.
Hal ini dia ungkapkan dalam pidatonya saat rapat umum kampanye, Sabtu malam waktu AS.
Dikutip dari Forbes, Trump menyebut Joe Biden adalah 'kandidat (presiden) terbodoh dari semuanya'.
"Mungkin saya akan menandatangani perintah eksekutif bahwa Anda tidak dapat menjadikannya (Joe Biden) sebagai presiden Anda," demikian ujar Trump.
"Dia adalah kandidat terburuk. Kandidat terbodoh dari semua kandidat," kata Trump tentang mantan Wakil Presiden Biden.
"Dia adalah kandidat terburuk dalam sejarah politik kepresidenan."
Baca: Fakta Wanita Pengirim Paket Isi Racun ke Trump Ditangkap, Ternyata Bukan Pertama Kali Terjadi
Baca: Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg Meninggal Dunia, Donald Trump Sebut Penggantinya Nanti juga Wanita
Trump juga kembali membahas klaimnya soal Biden yang menggunakan narkoba.
Dia mengatakan bahwa Biden mendapat suntikan barang haram tersebut di pantatnya selama dua jam dan kondisi politikus Demokrat itu langsung membaik.
"Masalahnya, apa yang terjadi setelah itu?" ujar Trump.
Debat pertama kedua kandidat presiden akan digelar pada 29 September mendatang, dan dimoderatori Chris Wallace dari Fox News.
"Kami akan meminta tes narkoba. Ya. Saya ingin melakukan tes narkoba," kata Trump melanjutkan pembahasannya.
Di tengah pidatonya itu, Trump tampaknya mengancam akan berusaha mencegah Biden jadi presiden AS.
"Anda tidak bisa menjadikan orang ini sebagai presiden Anda."
"Anda tidak boleh, mungkin saya akan menandatangani perintah eksekutif, Anda tidak dapat menjadikannya sebagai presiden Anda," katanya.
Baca: Ini Jenis Racun yang Dikirim ke Kantor Presiden AS Donald Trump, Jika Dihirup Langsung Bikin Tewas
Baca: Donald Trump Tuduh Joe Biden Konsumsi Narkoba, Mary Trump: Paman Saya Putus Asa
Para politisi Demokrat menduga, Trump akan enggan meninggalkan posisi presiden meski kalah dalam pemilu November mendatang.
Ketika ditanya Chris Wallace dari Fox News Juli lalu soal hasil pemilu, Trump berkata demikian:
"Saya harus melihat. Lihat, Anda, saya harus melihat. Tidak, saya tidak akan hanya mengatakan ya. Saya Aku tidak akan mengatakan tidak, dan aku juga tidak akan terakhir kali."
Awal musim panas ini Trump sempat menyarankan untuk menunda pemilu presiden.
Saat itu, elektabilitasnya dalam jajak pendapat tertinggal dua digit di bawah Biden.
"Dengan Universal Mail-In Voting (bukan Absentee Voting, yang mana bagus), tahun 2020 akan menjadi Pemilu yang paling TIDAK AKURAT & PENIPUAN dalam sejarah."
"Ini akan sangat memalukan bagi AS. Tunda Pemilu sampai orang-orang bisa dengan benar dan aman untuk memilih??" cuit Trump pada akhir Juli.
Baca: Pemilu AS 2020: Biden Tolak Klaim Trump bahwa Vaksin Covid-19 Segera Tersedia
Baca: Biden: Saya Percaya Vaksin dan Ilmuwan, Tapi Tak Percaya Trump
Awal bulan ini, Senator Vermont Bernie Sanders Kongres dan media agar bersiap jika Trump nanti tidak mau merelakan kursi presiden jika kalah.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi pada Mei 2019 silam.
"Kami harus menentang itu, kami harus siap untuk itu," ujarnya karena khawatir Trump tidak mau menyerahkan kekuasaan secara sukarela jika kalah dalam pemilu.
Di sisi lain, dalam kampanye Sabtu lalu Trump sempat menyinggung hal tersebut.
"Jika saya kalah darinya (Joe Biden), saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan," kata Trump.
"Saya tidak akan pernah berbicara dengan Anda lagi. Anda tidak akan pernah melihat saya lagi," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)