Nelayan Ishikawa Jepang Sangat Menginginkan Masuknya Pemagang Indonesia
Penutupan Jepang terhadap orang asing terutama pemagang, sangat berdampak besar bagi nelayan cumi-cumi yang masa panennya
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Nelayan Ishikawa Jepang sangat menginginkan masuknya pemagang Indonesia untuk dipekerjakan di perairan khususnya di Noto, Hoshu, Perfektur Ishikawa Jepang.
"Saya dengan mulai Oktober orang asing sudah bisa masuk lagi maksimum 1000 orang sehari. Kalau 100 orang itu WNI ya saya senang sekali. Kita butuh sekali pemagang untuk jadi nelayan di sini," papar Takeo Shirasaka, Penasihat Koperasi Perikanan Perfektur Ishikawa Cabang Ogi, kepada Hokuriku TV hari ini (5/10/2020).
Penutupan Jepang terhadap orang asing terutama pemagang, sangat berdampak besar bagi nelayan cumi-cumi yang masa panennya berakhir sekitar Desember 2020.
"Hal ini memiliki dampak yang cukup besar. Konon, memancing biasanya baik setiap tahun. Tapi kali ini cukup jelek karena keterbatasan masuk tersebut dan pandemi Corona tahun ini."
Pelabuhan perikanan Ogi di Noto-cho, yang merupakan salah satu tangkapan tertinggi Surumeika (penangkapan cumi-cumi) di Jepang.
Peserta pelatihan teknis Indonesia yang meninggalkan tanah air mereka dan mempelajari penangkapan cumi-cumi di Jepang selama 3 hingga 5 tahun adalah nelayan yang berharga bagi para nelayan kecil yang menderita kekurangan penerus.
Koperasi Perikanan Perfektur Cabang Ogi itu telah menerima trainee teknis sejak 2002.
Para peserta pelatihan akan belajar cara memancing dengan menaiki kapal penangkap ikan cumi berukuran sedang dan perahu dari dasar yang memancing di dekat laut, namun karena pengaruh virus corona baru, jadwal kunjungan ke Jepang pada musim semi ditunda tahun ini.
Sekitar 30% dari peserta pelatihan tidak dapat masuk ke Jepang dan ini merupakan beban berat bagi awak kapal penangkap ikan cumi berukuran sedang yang beroperasi di sekitar perairan Yamato, tempat memancing yang bagus untuk Surumeika.
"Tahun ini sebenarnya 71 pemagang dari Indonesia direncanakan masuk ke sini. Tetapi 19 orang tidak bisa masuk, hanya 52 orang saja yang bisa masuk membantu kami," papar Shirasaka lagi.
Sementara itu baru saja terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.