Trik Jenius Kampanye Biden, 35 Ribu Pemukul Serangga Terjual setelah Kepala Mike Dihinggapi Lalat
Kampanye dari capres Demokrat, Joe Biden tidak ketinggalan memanfaatkan momen menarik saat debat cawapres.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Kampanye dari capres Demokrat, Joe Biden tidak ketinggalan memanfaatkan momen menarik saat debat cawapres.
Yakni mengenai momen lucu kepala Wakil Presiden Mike Pence yang dihinggapi lalat selama beberapa menit.
Dilansir CNN, setelah debat pada Rabu (7/10/2020) Biden langsung mempromosikan pemukul lalat di Twitternya.
Baca: Debat Calon Wakil Presiden Mike Pence dan Kamala Harris Ditonton Lebih dari 57 Juta Orang
Baca: Sebelum Mike Pence, Hillary Clinton Rupanya Juga Pernah Dihinggapi Lalat saat Debat
"Promosikan $5 untuk membantu kampanye ini terbang," cuitnya.
Kejadian ini bermula ketika seekor lalat mendarat di atas kepala Mike Pence yang sedang berdebat dengan Kamala Harris.
Lalat itu mematung dan berhenti beberapa menit di sana.
Sejak saat itu, media sosial langsung dihebohkan dengan meme-meme lucu terkait lalat dan Mike Pence.
Bahkan lalat itu sempat trending di Twitter gara-gara berani hinggap di kepala wakil presiden.
Beberapa orang mengatakan bahwa lalat tertarik pada 'kotoran'.
Selain soal lalat, orang-orang juga mengomentari kondisi mata kiri Pence.
Banyak penonton yang melihat bahwa mata kiri Pence berwarna merah, memicu diskusi luas tentang mata merah.
Mata merah muda atau konjungtivitis, bisa jadi merupakan gejala virus corona.
Namun hasil tes Pence negatif Covid-19 saat menjelang debat.
Dua jam kemudian, situs kampanye Biden menjajakan pemukul lalat yang dinamai "Truth Over Flies".
Alat berwarna biru tua itu dihargai USD 10 atau Rp 147,2 ribu.
Lucunya alat pemukul lalat itu laris manis diborong orang-orang.
Bahkan juru bicara kampanye Biden mengatakan hampir 35.000 alat itu habis terjual.
"Kami melihat internet dan pendukung kami berbagi momen viral secara online, jadi tim digital kami berkumpul bersama dengan cepat," kata Zach McNamara, direktur merchandise untuk kampanye Biden.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa "Joe Biden dan Kamala Harris akan selalu memilih kebenaran daripada kebohongan, sains daripada fiksi, dan persatuan atas perpecahan," tambahnya.
Etsy, situs penjualan barang-barang turut mengikuti tren ini.
Dalam situsnya ada yang menjual kaus bertuliskan "fly will vote" dan "truth over flies" di samping logo Biden-Harris.
Salah satu penjual di Etsy, Artemisa Clark, menjual masker wajah yang menampilkan foto Mike Pence dengan lalat di kepalanya.
Dia bilang dia telah menjual 1.666 masker dan dia juga menjual kaus dengan gambar itu.
Trump Menolak Debat Capres Virtual
Presiden AS Donald Trump memilih tak hadiri debat jika acara itu berlangsung secara virtual.
Ini membuat pihak penyelenggara bingung lagi menyusun waktu yang tepat untuk Trump dan Joe Biden saling berhadapan.
Setelah Komisi Debat Presiden mengumumkan debat capres pada 15 Oktober akan diadakan secara virtual, Trump langsung menjawabnya.
Kepada Fox Bussines dia mengaku tidak ingin membuang waktu.
"Saya tidak akan melakukan debat virtual," kata Trump.
Di sisi lain, jubir Biden menyetujui format debat tersebut, sebagaimana dilaporkan CNN.
Namun karena presiden keberatan, pihaknya meminta komisi membuat debat pada 22 Oktober dengan format langsung.
Beberapa jam kemudian, manajer kampanye Trump Bill Stepien mengatakan bersedia menunda debat 15 Oktober dan memindahkan debat ketiga menjadi 29 Oktober.
Baca: Trump Tolak Ikuti Debat Capres AS secara Virtual pada 15 Oktober 2020: Saya Tak akan Buang Waktu
Baca: Jalani Semua Terapi, Dokter Gedung Putih: Trump Dapat Kembali Ke Aktivitas Publik pada Sabtu
Namun pihak kampanye Biden menolak proposal Trump.
"Donald Trump tidak membuat jadwal debat. Komisi Debat yang melakukannya," kata juru bicara kampanye Biden, Kate Bedingfield.
"Perilaku Trump yang tidak menentu tidak memungkinkan dia untuk menulis ulang kalender dan memilih tanggal baru yang dia pilih."
"Kami berharap dapat berpartisipasi dalam debat terakhir, yang dijadwalkan pada 22 Oktober, yang sudah terikat dengan tanggal debat terbaru dalam 40 tahun."
"Donald Trump bisa muncul, atau dia bisa menolak lagi. Itu pilihannya," kata Bedingfield.
Setelah itu, Stepien merujuk memo dokter Gedung Putih yang menyatakan Trump bisa melanjutkan aktivitas publik pada Sabtu.
Sehingga menurutnya debat harus diadakan secara langsung pada 15 Oktober mendatang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)