POPULER INTERNASIONAL: Istri Labrak Suami yang Nikah Lagi | Gara-gara Anak Perempuan Dipaksa Sunat
Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari istri yang melabrak suami karena menikah lagi dan akibat anak dipaksa sunat.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara

TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir.
Berita dimulai dari istri yang melabrak suami karena diam-diam menikah lagi.
Kedua, seorang mantan karyawan industri kimia di Sekisui, Jepang, ditangkap polisi karena menjual teknologi rahasia ke China.
Selanjutnya, Kejaksaan Agung Inggris mengomentari hukuman penjara yang diterima Reynhard Sinaga.
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Xi Jinping Perintahkan Siap Perang | China Punya Utang Luar Negeri Terbanyak
Terakhir, satu keluarga asal Irak mencari suaka atau ingin mengungsi ke Jerman karena anak perempuannya dipaksa sunat.
Dirangkum Tribunnews.com, berikut daftar berita populer internasional:
1. Istri Labrak Suami yang Diam-diam Nikah Lagi

Seorang wanita melabrak suaminya yang diam-diam menikah lagi.
Dengan murka, dia menghentikan upacara pernikahan sembari menggendong anak mereka.
Dilansir Metro, insiden itu terjadi di ibu kota Zambia, Lusaka.
Mulanya, pengantin laki-laki, Abraham Muyunda, disebut tidak memberi tahu istrinya tentang rencananya untuk menikah lagi.
Muyunda hanya memberi tahu pada hari sebelumnya, dia akan pergi ke kota untuk bekerja.
Padahal, dia akan menggelar pesta pernikahannya dengan wanita lain.
Baca juga: VIRAL Ibu dan Anak Labrak Istri Siri Ayah hingga Pukul Pakai Stoples, Kini jadi Tersangka
2. Mantan Karyawan Ditangkap Polisi Jepang karena Jual Teknologi Rahasia ke China

Seorang mantan karyawan industri kimia Sekisui berusia 45 tahun ditangkap polisi 13 Oktober lalu di Osaka karena menjual teknologi rahasia ke China.
"Polisi Perfektur Osaka menangkap tersangka lelaki mantan peneliti pabrik kimia Sekisui usia 46 tahun karena melanggar Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tidak Sehat (rahasia bisnis) tanggal 13 Oktober lalu," papar sumber Tribunnews.com, Kamis (15/10/2020).
Menurut penyidik, pria tersebut adalah peneliti di Sekisui Chemical Industry dari Agustus 2018 hingga Januari 2019 tentang teknologi perusahaan untuk "partikel halus konduktif" yang digunakan untuk mendeteksi gerakan jari pada layar smartphone.
Dengan teknologi tersebut, jari pun akan dapat mengklik tombol-tombol pada ponsel tanpa harus menyentuh ponsel itu sendiri.
Teknologi dengan data dan gambar semua diperoleh secara ilegal dari terminal perusahaan .
Kemudian, teknologi dikirim melalui e-mail ke pabrik suku cadang peralatan komunikasi China "Shioshu Sankan Group".
Baca juga: Mahkamah Agung Jepang Kabulkan Sebagian Tuntutan, Japan Post Akhirnya Buka Dialog dengan Karyawan
3. Kejaksaan Agung Inggris tentang Hukuman Reynhard Sinaga

Kejahatan yang dilakukan Reynhard Sinaga dan Joseph McCann, terpidana pemerkosaan berantai "sangat serius", sehingga mereka tidak boleh dibebaskan.
Demikian disampaikan Kejaksaan Agung dalam Pengadilan Banding, di Royal Court of Justice, London, Rabu (14/10/2020), seperti dilansir BBC.com.
Joseph McCann, 35 tahun, dipenjara tahun lalu di Old Bailey atas 37 kasus serangan seksual terhadap 11 wanita dan anak-anak.
Reynhard Sinaga, 37 tahun, dijatuhi hukuman di Pengadilan Mahkota Manchester pada Januari atas 159 kasus pemerkosaan dan serangan serangan seksual terhadap 48 pria.
Kejaksaan Agung mengatakan, hukuman seumur hidup mereka dengan ketentuan minimal 30 tahun "tidak semestinya".
Oleh karena itu, Kejaksaan Agung mengajukan banding hukuman total seumur hidup untuk dua predator seks tersebut.
Baca juga: Reynhard Sinaga Dipindah ke Penjara Paling Berbahaya Monster Mansion di Inggris
4. Gara-gara Anak Perempuan Dipaksa Sunat

Satu keluarga asal Irak mencari suaka atau ingin mengungsi ke Jerman.
Anehnya, mereka terbang menggunakan jet peribadi dan paspor diplomatik palsu.
Dilansir Daily Mail, keluarga berisi ibu, ayah, dan dua anak berusia 7 dan 12 tahun itu terbang ke Munich memakai pesawat pribadi.
Mereka menyewa pesawat pribadi carteran Hawker Beechcraft dari Istanbul, Turki pekan lalu.
Setibanya di Munich, mereka mengaku sebagai diplomat dari pulau di Karibia, St Kitts dan Nevis, yang akan bepergian ke Dominika setelah menginap di Jerman.
Namun, pihak bandara curiga lantaran tidak ada satu pun dari keluarga itu yang bisa berbahasa Inggris maupun Prancis.
(Tribunnews.com)