Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Pendidikan Malaysia Jelaskan Alasan Mengapa Sekolah Tetap Buka di Tengah Pandemi Covid-19

Menteri Pendidikan Malaysia menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil karena kementerian tidak ingin siswa tertinggal dalam menempuh pendidikan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Menteri Pendidikan Malaysia Jelaskan Alasan Mengapa Sekolah Tetap Buka di Tengah Pandemi Covid-19
TV3 & Bernama
Menteri Pendidikan Malaysia Jelaskan Alasan Mengapa Sekolah Tetap Buka di Tengah Pandemi Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Malaysia mencatat infeksi Covid-19 harian baru tertinggi kemarin (17/10/2020) dengan 869 kasus.

Angka tersebut terbilang cukup mengkhawatirkan karena sudah beberapa hari jumlah kasus baru berada di seputar 3 digit.

Lonjakan kasus baru itu pula menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua tentang kesehatan anak-anak mereka di sekolah.

Sekolah-sekolah di negara bagian dan distrik di mana PSBB diberlakukan memang ditutup.

Tetapi, beberapa sekolah dasar dan menengah di tempat-tempat yang tidak diberlakukan PSBB masih tetap buka.

Baca juga: 3 Negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, dan Thailand Serempak Dilanda Gejolak Politik, Ada Apa?

Baca juga: Klub Baru Bernama Rakyat United Bikin Heboh Publik Malaysia, Ini Penyebabnya

ilustrasi sekolah di Malaysia
ilustrasi sekolah di Malaysia (MalayMail)

Sadar akan adanya rasa khawatir di antara orang tua, Menteri Pendidikan Malaysia Dr Radzi Jidin menjelaskan keputusan kementeriannya.

Ia menjelaskan masalah itu dalam acara bincang-bincang 'Soal Rakyat' yang disiarkan televisi kemarin.

BERITA REKOMENDASI

Dalam acara itu, Dr Radzi menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil karena kementerian tidak ingin siswa tertinggal dalam menempuh pendidikan.

Menteri pendidikan malaysia Dr Radzi Jidin
Menteri pendidikan malaysia Dr Radzi Jidin (Dr Radzi Jidin/Facebook)

Sesi pembelajaran alternatif yang membutuhkan akses teknologi dan internet sulit dimiliki oleh siswa yang tinggal di pedesaan.

Dr Radzi menegaskan, jika sekolah diperintahkan ditutup karena Covid-19, siswa yang tidak memiliki akses internet akan menderita.

Menteri Pendidikan menekankan:

"Saat kami berbicara tentang pembelajaran online, bagi kami yang berkecukupan atau memiliki akses ke internet dan teknologi, kami memandang pembelajaran online sebagai solusi terbaik."

"Kami di kementerian merasakan hal yang sama."

"Namun, kekhawatiran kami adalah bahwa banyak anak di luar sana tinggal di daerah yang akses internetnya terbatas."

Baca juga: Mendikbud Nadiem: Pandemi Covid-19 Jangan Menyurutkan Transformasi Pendidikan

Baca juga: Pendidikan Lewat Online Lahirkan Pembelajaran Inovatif dan Tanpa Batas

Dr Radzi juga menyebutkan bahwa beberapa keluarga Malaysia bahkan tidak memiliki perangkat apa pun untuk terhubung ke internet.

Nasib dan pendidikan anak-anak ini harus dipertimbangkan sebelum keputusan dibuat.

Dr Radzi menjelaskan bahwa Kementerian Pendidikan sangat menyadari banyak pihak yang mempertanyakan mengapa sekolah tidak ditutup dengan munculnya Covid-19.

Namun, keputusan terkait masalah tersebut tidak semudah kelihatannya.

"Saya ingin menegaskan bahwa Kementerian Pendidikan bertanggung jawab untuk mengurus 5 juta siswa, dari sekolah dasar hingga beberapa jenjang yang lebih tinggi," ujar Dr Radzi.

"Kedua, kami memiliki lebih dari 500.000 guru dan staf."

"Selain itu, kami bertanggung jawab atas lebih dari 10.000 sekolah dan lembaga pendidikan tinggi."

"Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil oleh Kementerian Pendidikan tidak hanya akan berdampak pada pelayanan kita, tetapi juga seluruh negara."

"Karenanya, kami tidak akan terburu-buru dalam membuat keputusan."

Malaysia Berlakukan Lockdown Lagi di Sejumlah Wilayah hingga 27 Oktober 2020

Pemerintah Malaysia mengumumkan penerapan kembali Malaysia Movement Control Order (MCO) atau lockdown wilayah di beberapa daerah karena penyebaran gelombang ketika Covid-19.

Mengutip Malaysiakini, ada empat negara bagian yang dilockdwon, yakni Sabah, Selangor, Kuala Lumpur dan Putrajaya.

Lockdown diberlakukan untuk Sabah pada Selasa tengah malam (13/10/2020).

Sementara, Selangor, Kuala Lumpur dan Putrajaya memberlakukan lockdown pada Rabu tengah malam (14/10/2020).

MCO akan berlangsung selama dua pekan (13-26/10/2020 untuk Sabah dan 14-27/10/2020 untuk yang lain).

Baca juga: Takjub dengan Kekuatan Timnas U-19 Indonesia, Media Malaysia: Pertanda Segera Mendunia

Baca juga: Malaysia Airlines Terancam Tutup

Menteri Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri
Menteri Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri (The Sun Daily)

Panduan MCO disusun berdasarkan arahan Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob.

Setiap pertanyaan tentang MCO diimbau untuk diajukan langsung kepada Kementerian, kemudian mereka akan memberikan pedoman-pedoman yang diizinkan dan dilarang selama lockdown.

Untuk dicatat, pemerintah Malaysia masih menyempurnakan SOP untuk lockdown wilayah dan informasi lebih lanjut akan diperbaharui.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas