Presiden Emmanuel Macron Peringatkan Kelompok Berpaham Radikal di Prancis
Pembunuh guru di Prancis berusia 18 tahun, Abdullakh Ansorov. Ia lahir di Moskow, berdarah Chechnya, setelah kanak-kanak dibesarkan di Paris.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Penyerang sendiri menerima izin tinggal setelah mencapai usia 18 tahun, menurut Parinov . Menurut jaksa anti-terorisme Prancis Jean-Francois Ricard, tersangka lahir di Moskow pada 2002, berasal dari Chechnya, dan telah menerima status pengungsi di Prancis.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengutuk serangan terhadap guru bahasa Prancis itu, mendesak penyelidik Prancis pada hari Sabtu untuk tidak mencari "jejak Chechnya".
Kadyrov menekankan penyerang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya dan kemungkinan besar menjadi radikal saat ada di Prancis.
Aksi solidaritas Samuel Paty yang berlangsung di Paris diikuti sejumlah pejabat pemerintah, termasuk Perdana Menteri Jean Castex, Wali Kota Paris Anne Hidalgo dan kepala wilayah Ile-de-France, Valerie Pecresse.
Mereka hadir di di Place de la Republique, bergabung di tengah kerumunan warga. Jean Castex lewat akun Twitternya mengungkapkan kata-kata bersemangat.
“Anda tidak membuat kami takut. Kami tidak takut. Anda tidak akan memecah belah kami. Kami adalah Prancis! ” tulis Castex menulis di Twitter.
Orang-orang yang berkumpul di alun-alun mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang Paty, yang diakhiri dengan tepuk tangan.
Di satu titik penonton, yang hampir memenuhi seluruh lapangan, terlihat menyanyikan lagu kebangsaan Prancis, 'La Marseillaise'.(Tribunnews.com/Sputniknews/RussiaToday//xna)