Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Forensik Korsel Tak Temukan Hubungan Vaksin Flu dengan Kematian Warga yang Divaksinasi

Badan forensik Korea Selatan tidak menemukan hubungan antara kematian seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun dan vaksin flu yang telah disuntikkan

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Forensik Korsel Tak Temukan Hubungan Vaksin Flu dengan Kematian Warga yang Divaksinasi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas Bio Farma memberikan vaksin flu bio kepada salah seorang wartawan seusai acara diskusi dan bedah buku, di Mulberry Hill, Maribaya, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/9/2019). Bio Farma menargetkan 25 titik layanan Imunicare pada akhir 2019 di seluruh Indonesia, hingga saat ini baru terdapat di 19 titik. Imunicare merupakan bagian dari Klinik Pratama Bio Farma yang memberikan pelayanan kesehatan terpercaya melalui pelayanan vaksinasi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL — Badan forensik Korea Selatan tidak menemukan hubungan antara kematian seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun dan vaksin flu yang telah disuntikkan kepadanya.

Demikian  kantor berita Yonhap melaporkan, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan vaksin menyusul kematian setidaknya 25 warga Korea Selatan setelah disuntikkan vaksin flu.

Bocah itu,  termasuk di antara kasus kematian pertama yang dilaporkan. Ia merupakan bagian dalam kampanye pemerintah untuk memvaksinasi sekitar 30 juta dari populasi 52 juta orang untuk mencegah komplikasi virus corona.

Bertambahnya jumlah kasus meninggal menjadi 25 orang selama seminggu terakhir, memicu desakan dari dokter dan politisi untuk menghentikan program vaksinasi. Yonhap melaporkan pada Jumat (23/10/2020),  ada tujuh orang baru meninggal dalam semalam.

Otoritas kesehatan telah menolak untuk menangguhkan program itu pada  Kamis (22/10/2020), mendasarkannya pada kurangnya bukti untuk menyatankan hubungan langsung antara kematian dan vaksin yang disuntikkan.

Baca juga: Bertambah Jadi 13 Warga Korea Selatan Meninggal Setelah Dapat Suntikan Vaksin Flu

Badan Forensik Nasional telah melakukan autopsi pada beberapa orang yang meninggal sebagai bagian dari penyelidikan pemerintah.

Hasilnya, lembaga itu menetapkan bahwa kematian remaja 17 tahun itu tidak memiliki hubungan dengan vaksin, Yonhap melaporkan, mengutip keterangan polisi.

Berita Rekomendasi

Perdana Menteri Chung Sye-kyun menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum, dan menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk memverifikasi penyebab pasti kematian.

Setidaknya 22 dari 25 kasus yang dikonfirmasi termasuk remaja itu menerima suktikan vaksin flu gratis yang telah dialokasikan pemerintah untuk sekitar 19 juta remaja dan warga dewasa. Dan tujuh dari sembilan orang yang diselidiki memiliki kondisi yang bawaan yang mendasarinya.

Penyedia vaksin termasuk perusahaan domestik seperti GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine dan Boryung Biopharma, bersama dengan Sanofi Prancis. Mereka menyediakan program gratis dan layanan berbayar.

Keempat perusahaan domestik menolak berkomentar, sementara Sanofi tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar dari Reuters.

Sebelumnya diberitakan 13 warga Korea Selatan meninggal setelah menerima vaksin flu dalam beberapa hari terakhir, menurut laporan media resmi dan lokal, seperti dilansir Reuters, Kamis (22/10/2020).

Ini meningkatkan kekhawatiran atas keamanan vaksin untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Pejabat kesehatan Kim Joong-gon  mengatakan penyelidikan awal terhadap enam korban mengungkapkan lima memiliki kondisi bawaan yang mendasarinya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas