Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MUI Kecam Macron , Seruan Boikot Produk Prancis di Negara-negara Arab

Dirinya menilai kebebasan tanpa batas dan melawan norma justru akan mengakibatkan kegaduhan dan kekacauan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in MUI Kecam Macron , Seruan Boikot Produk Prancis di Negara-negara Arab
Jacques Witt/SIPA/REX
Presiden Prancis, Emmanuel Macron 

"Para pemain sepak bola muslim Prancis telah berkontribusi besar kepada bangsa dan negara Prancis," pungkas Muhyiddin.

Baca juga: Presiden Macron Peringatkan Lebanon Bisa Terjerumus Lagi ke Perang Saudara

Boikot

Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis juga sudah berkembang di negara-negara Arab dan sekitarnya. Beberapa negara yang melakukan boikot di antaranya Kuwait, Yordania dan Qatar.

AFP menyebut sejumlah pekerja jaringan supermarket Al Meera mengeluarkan selai St. Dalfour buatan Prancis dari rak. Melalui pernyataan, Al Meera dan operator grosir lainnya, Souq Al Baladi, mengatakan menarik produk Prancis dari toko sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Al Meera sendiri bersaing dengan supermarket Prancis yang ada di Qatar, Monoprix dan Carrefour.

Tidak hanya itu, umat Kristen di negara-negara Arab juga mengecam dan mengutuk keras pernyataan Macron.

Salah satu yang mengungkapkan kecamannya adalah penyiar senior Al-Jazeera yang beragama Kristen, Jalal Chahda.

BERITA TERKAIT

“Saya Jalal Chahda, seorang umat Kristen Levantine Arab, menolak dan mengecam hinaan kepada seorang Nabi di Islam, sang pengirim pesan #Mohammad. Damai dan Terberkatilah,” tulisnya di Twitter dikutip dari Anadolu.

Chahda juga memposting foto, yang berisi tulisan, “Muhammad, Tuhan memberkatinya dan memberikannya kedamaian,” lanjut Chahda. Penyiar Al-Jazeera lainnya, Ghada Owais, yang juga Kristen mere-tweet cuitan Chahda. Protes terhadap pernyataan Macron juga meluas ke Libya, Suriah, dan Jalur Gaza.

Terpisah, Prancis mendesak negara-negara Timur Tengah untuk megakhiri seruan boikot mereka terhadap barang-barang produksi Prancis, sebagai bentuk protes terhadap pembelaan Presiden Emmanuel Macron untuk menayangkan kartun Nabi Muhammad.

Kementerian luar negeri Prancis mengatakan bahwa sedang terjadi seruan "tak berdasar" untuk memboikot barang-barang Prancis yang "didorong oleh minoritas radikal".

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyarankan, untuk kedua kalinya, bahwa Macron harus mencari "pemeriksaan mental" untuk pandangannya tentang Islam.

Komentar tersebut mendorong Prancis memanggil duta besarnya untuk Turki untuk melakukan konsultasi pada Sabtu (24/10).

"Apa masalah individu yang disebut Macron dengan Islam dan dengan Muslim?" kata Erdogan.

Sementara itu, pemimpin Pakistan Imran Khan menuduh pemimpin Prancis itu "menyerang Islam, jelas-jelas tanpa memahaminya". "Presiden Macron telah menyerang dan melukai sentimen jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia," ujarnya. (Tribun Network/afp/anadolu/fah/kps/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas