Menlu AS Temui Menlu Retno, Ini Sederet Isu yang Dibahas
Kunjungan Mike Pompeo merupakan kunjungan kedua setelah kunjungannya dua tahun silam, yakni pada tahun 2018.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, di kantor Kemlu, Jakarta, Kamis (29/10/2020).
Ini kunjungan keduanya kalinya Mike Pompeo ke Indonesia setelah kunjungannya dua tahun silam, yakni pada tahun 2018.
“Kami menghargai kunjungan Anda di tengah masa pandemi yang menantang ini. Ini mencerminkan komitmen kuat Anda untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia,” kata Menlu pada Pompeo di konferensi pers virtual, Kamis (29/10/2020).
Menlu Retno mengatakan bahwa pertemuannya dengan Pompeo dilakukan di tanggal yang penting, dimana umat muslim diseluruh dunia tengah memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Di Hadapan Menlu AS, Retno Tegaskan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia
Retno mengatakan pertemuannya dengan Pompeo membahas sejumlah isu baik dari sisi bilateral, regional serta pada aspek multilateral.
Dari sisi bilateral, keduanya setuju memperkuat kemitraan strategis antara RI-AS, termasuk memperkuat peningkatan kerjasama di bidang kesehatan.
Kedua negara juga sepakat melakukan kerja sama ekonomi khususnya terkait penguatan rantai pasok global dan mempercepat pemulihan ekonomi.
“Saya mendorong bisnis AS untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia, termasuk untuk proyek-proyek di pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Natuna,” ujar Retno.
Kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, termasuk memperkuat kemampuan pertahanan dan militer, sebagai tindak lanjut hasil pembahasan Menteri Pertahanan kedua negara beberapa waktu lalu.
Dalam hal kontak orang ke orang, kedua Menlu sepakat memperdalam kesepakatan saling pengertian. Dalam hal ini Retno mendorong finalisasi perjanjian terkait pendidikan.
“Saya mengangkat masalah visa pelajar Indonesia yang sudah berlangsung ditahan karena pandemi COVID-19,” ujarnya.
Pada aspek regional, multilateral, Retno mengemukakan pentingnya penguatan multilateralisme yang membawa manfaat bagi semua negara, termasuk membahas situasi di Laut Cina Selatan.
Menlu menegaskan bagi Indonesia, Laut Cina Selatan harus dijaga sebagai laut yang stabil dan damai. Hukum internasional khususnya UNCLOS 1982 harus dihormati dan dilaksanakan.
Oleh karena itu, setiap klaim harus didasarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal termasuk UNCLOS 1982.
Sedangkan terkait isu Palestina, Retno mendorong penyelesaian "solusi dua negara" antara Palestina dan Israel.
RI-AS juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di UN Peace Keeping Operations termasuk pemberdayaan perempuan penjaga perdamaian.
“Sebagai cerminan komitmen kita pada PKO, saya memberikan satu contoh bahwa Indonesia siap mempertahankan kapal angkatan lautnya di Lebanon selama 6 bulan,” ujarnya.
Kedua Menlu juga membahas kolaborasi di Afghanistan.
Retno mengatakan Indonesia mengapresiasi kepemimpinan AS yang membawa perdamaian di Afghanistan dan Indonesia siap untuk berkontribusi lebih, khususnya pada isu-isu yang terkait dengan pemberdayaan perempuan.