Cendekiawan Sebut Pernyataan Mahatir Mohamad Soal Warga Prancis Sebagai Luapan Emosi
Menurut cendekiawan Muhammadiyah Andar Nubowo, pernyataan Mahathir merupakan luapan ekspresi emosi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa Muslim memiliki hak untuk membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di masa lalu.
Hal itu disampaikannya setelah seorang pria bersenjata pisau melancarkan serangan mematikan di kota Nice, Prancis.
Menurut cendekiawan Muhammadiyah Andar Nubowo, pernyataan Mahathir merupakan luapan ekspresi emosi.
Demikian disampaikan Andar dalam webinar 'Macron: Islamophobia atau Pertahankan Negeri' yang disiarkan Cokro TV, Jumat (30/10/2020) malam.
"Saya juga menyayangkan pernyataannya Mantan PM Malaysia Mahatir Mohamad bahwa orang Islam itu boleh berhak membunuh jutaan orang Prancis. Saya kira itu juga offside saya kira itu pernyataan yang keluar dari emosi," ujarnya.
Baca juga: Mahathir: Parlemen Harus Gelar Pemungutan Suara Mosi Tak Percaya untuk Uji Dukungan PM Muhyiddin
Menurutnya, pernyataan yang dilontarkan Mahathir karena tidak mendapatkan informasi lengkap tentang pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Andar menilai, konteks pernyataan Macron bermaksud mempertahankan kebebasan dan laicite (sekularisme) Prancis.
Baca juga: 4 Hal yang Diketahui tentang Serangan Pisau di Gereja Nice, Prancis
"Jadi Macron sebenanrya kalau saya lihat dia ingin menegakkan laicite. Itu ingin mencari solusi dari radikalisme dan kekerasan yang masih diyakini oleh sebagian kecil umat Islam," ucapnya.
Tiga orang tewas dalam serangan di sebuah gereja di kota Nice, Prancis selatan pada Kamis (29/10/2020) pagi waktu setempat. Seperti diberitakan AFP, Kamis (29/10/2020), tak lama setelah peristiwa itu, Mahathir memposting pernyataan di Twitter.
Merujuk pada pemenggalan kepala seorang guru Prancis yang memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya, Mahathir mengatakan dia tidak menyetujui serangan itu, tetapi kebebasan berekspresi tidak termasuk "menghina orang lain".
"Terlepas dari agama yang dianut, orang-orang yang marah membunuh," tulis Mahathir.
"Prancis dalam perjalanan sejarahnya telah membunuh jutaan orang. Banyak di antaranya adalah Muslim. Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu," kata Mahathir seperti dilansir kantor berita AFP.