Empat Orang Lagi Ditahan Terkait Serangan Teror di Nice Prancis
Tersangka penyerang, 21 tahun dari Tunisia, ditembak oleh polisi dan sekarang dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Kepolisian kembali menangkap dan menahan empat orang lainnya, pada Selasa (3/11/2020) terkait serangan teror pisau pekan lalu di kota Nice, Prancis.
Demikian BFM TV dan Agence France Presse (AFP) Prancis melaporkan pada Selasa (3/11/2020) seperti dilansir Reuters.
Sebelumnya enam orang telah ditangkap sehubungan dengan serangan pisau yang menyebabkan tiga orang tewas di sebuah Gereja di Nice, Prancis.
“Penangkapan dilakukan,berdasarkan kontak terakhir yang diketahui penyerang lakukan,” kata seorang sumber kepolisian Prancis, seperti dilansir Reuters, Minggu (1/11/2020).
Baca juga: Seorang Migran Tunisia Berusia 21 tahun Diiduga sebagai Pelaku Penyerangan Tiga Orang di Gereja Nice
Penangkapan terbaru terjadi pada Sabtu (31/10/2020) waktu setempat.
“Penangkapan terbaru dalam kasus ini adalah terhadap dua pria dari kota Grasse, dekat pantai Prancis selatan yang dekat dengan Nice,” lapor BFM TV.
Sebagaimana diberitakan seorang penyerang memenggal kepala seorang wanita dan membunuh dua orang lain di sebuah Gereja di Nice pada Kamis (29/10/2020).
Tersangka penyerang, 21 tahun dari Tunisia, ditembak oleh polisi dan sekarang dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit.
Kepala jaksa anti-terorisme Prancis mengatakan pria yang dicurigai melakukan serangan Nice baru tiba di Eropa pada 20 September lalu, di Lampedusa, pulau Italia di lepas pantai Tunisia.
Seorang sumber keamanan Tunisia dan sumber polisi Prancis menyebut tersangka bernama Brahim Aouissaoui.
Ricard mengatakan kepada sebuah konferensi pers di Nice, bahwa pria itu telah memasuki kota Nice setelah menumpang kereta api pada Kamis (29/10/2020) pagi.
Setibanya di kota itu, ia langsung menuju Gereja, di mana dia menikam dan membunuh seorang pekerja berusia 55 tahun dan memenggal kepala seorang wanita berusia 60 tahun. (Reuters)