Jelang Pemilu AS, Khamenei: Kebijakan Iran ke AS tidak akan Terpengaruh oleh Siapa yang Menang
Khamenei menyampaikan hal itu pada peringatan pengambil-alihan kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979 lalu
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI –- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Selasa (3/11/2020), hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tidak akan berdampak pada kebijakan Teheran terhadap Negeri Paman Sam.
"Kebijakan kami terhadap Amerika Serikat sudah jelas ditetapkan dan tidak berubah dengan pergerakan atau pergantian individu. Tidak masalah bagi kami siapa yang datang dan pergi," kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan langsung di TV negara, seperti dilansir Reuters, Selasa (3/11/2020).
Khamenei menyampaikan hal itu pada peringatan pengambil-alihan kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979 lalu, yang juga bertepatan dengan Maulid Nabi Mohammad.
Baca juga: Trump Ejek Lady Gaga dan Jon Bon Jovi Karena Dukung Biden di Pilpres AS
"Serangan para mahasiswa terhadap sarang mata-mata ini cukup tepat dan bijaksana," kata Khamenei, merujuk pada mahasiswa Islam yang menyerbu kedutaan, menyandera 52 staf selama 444 hari. Tidak ada hubungan diplomatik AS-Iran sejak itu.
Iran tahun ini membatalkan pawai dan peristiwa lain yang menandai pengambil-alihan kedutaan AS karena kekhawatiran penyebaran virus corona yang telah menewaskan sekitar 36.000 orang di negara itu, yang paling terpukul di Timur Tengah.
Baca juga: Donald Trump Akhiri Kampanyenya dengan Optimis: Kita Akan Memenangkan Semuanya
Calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, telah berjanji untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran yang disepakati 2015 dengan enam kekuatan, jika Iran kembali mematuhinya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan kepada jaringan media AS, CBS pada Senin (2/11/2020) bahwa dia ingin AS bergabung kembali dengan kesepatan tersebut.
"Keterlibatan kembali tidak berarti negosiasi ulang, karena jika kita ingin melakukan itu [negosiasi ulang], kita akan melakukannya dengan Presiden (Donald) Trump empat tahun lalu."
Zarif mengatakan kepada CBS bahwa "pernyataan Biden lebih menjanjikan, tetapi kita harus menunggu dan melihatnya."(Reuters/AP)