Hasil Pilpres Amerika: Joe Biden Minta Pendukungnya untuk Sabar meski Yakin Menang
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mendesak pendukungnya untuk sabar menunggu penghitungan suara.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mendesak pendukungnya untuk sabar menunggu penghitungan suara.
"Saya meminta semua orang untuk tetap tenang," kata Biden.
"Kita akan segera tahu."
Pernyataan itu diucapkannya setelah Biden dan pasangannya, Senator Kamala Harris dari California, menerima pengarahan tentang ekonomi dan pandemi virus corona di The Queen theater di Wilmington, Delaware, pada Jumat (6/11/2020) pagi atau Kamis malam waktu setempat.
"Kami terus merasa sangat senang dengan posisi kami," kata Biden.
"Kami tidak ragu bahwa ketika penghitungan selesai, Senator Harris dan saya akan dinyatakan sebagai pemenang."
Baca juga: Jika Joe Biden Menang di Nevada, Pilpres Amerika Selesai dan Donald Trump Gagal Maju Periode Kedua
Baca juga: Donald Trump Dikabarkan Marahi Pemilik Fox News Terkait Pemberitaan Kemenangan Joe Biden di Arizona
Sementara itu, perhitungan suara Pennsylvania diprediksi akan keluar hari ini.
Dilansir USA Today, mayoritas suara di Pennsylvania diharapkan dihitung Kamis (waktu setempat), kata Menteri Luar Negeri Kathy Boockvar.
Sebelumnya, Boockvar telah mengindikasikan bahwa penghitungan baru akan selesai pada hari Jumat.
"Sepertinya kita lebih cepat dari jadwal," katanya kepada CNN.
Surat suara yang tiba di kantor pemilihan hingga tiga hari setelah pemilihan tidak diharapkan untuk "membuat atau menghancurkan" hasil pemilihan, kata Boockvar.
Beberapa wilayah yang lebih kecil melaporkan tidak menerima surat suara.
Beberapa wilayah yang lebih besar menerima sekitar 500 surat sehari setelah Hari Pemilu.
"Itu tidak banyak," katanya.
Dengan perpanjangan tiga hari, yang sedang digugat di pengadilan, surat suara dengan cap pos 3 November dapat tiba di kantor pemilihan lokal sampai Jumat jam 5 sore.
Kampanye Presiden Donald Trump telah meminta Mahkamah Agung AS untuk turun tangan.
Surat suara itu dipisahkan.
Sekitar 550.000 surat suara masih dalam proses penghitungan, katanya.
Sedangkan di Georgia, sekitar 47.300 surat suara masih dihitung.
Seorang pejabat tinggi di Georgia mengatakan pada Kamis (5/11/2020) sore waktu setempat bahwa negara bagian memiliki sekitar 47.300 suara tersisa.
Berbedaan suara antara Trump dan Biden dipisahkan oleh selisih sekitar 13.000 suara, atau sekitar 0,2%, dengan 99% dari perkiraan suara dihitung.
Gabriel Sterling, manajer implementasi sistem pemungutan suara Georgia, menolak klaim penipuan yang diucapkan oleh Trump dan sekutunya.
Ia mengatakan, "Kami telah mengambil langkah-langkah di setiap tingkat untuk mengamankan pemungutan suara itu dan memastikan integritas surat suara dilindungi."
Banyak dari suara yang tersisa datang dari negara-negara yang condong ke Demokrat diprediksi menghasilkan lebih banyak suara untuk Biden.
Sterling mengakui bahwa mungkin ada penghitungan ulang mengingat margin tipis, tetapi orang akan melihat hasilnya pada dasarnya tetap sama.
Hasil Perhitungan Sementara Pilpres Amerika Serikat 2020
Hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 memperlihatkan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, mendekati kemenangan.
Biden hanya membutuhkan enam electoral votes lagi untuk mendeklarasikan kemenangan dramatis atas calon petahana dari Partai Republik, Donald Trump.
Hingga Jumat, 6 November 2020 jam 6.44 WIB, Joe Biden masih memimpin dengan 264 electoral votes.
Artinya, hanya butuh 6 electoral votes lagi untuk mencapai kemenangan.
Sementara itu, Donald Trump tertinggal dengan 214 electoral votes.
Perhitungan suara masih terus berlangsung.
Hingga berita ini ditulis, negara bagian Pennsylvania, North Carolina, Georgia dan Alaska belum menyelesaikan perhitungan suara.
Negara-negara bagian tersebut, untuk sementara, memperlihatkan dominasi Trump.
Bagi Biden, negara bagian Nevada akan menjadi kunci.
Jatah enam electoral votes di Nevada --yang saat ini didominasi Demokrat-- cukup bagi Biden untuk memenangkan pemilihan presiden di negara adi daya tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)