Istri dan Menantu Disebut Minta Donald Trump Ikhlas Terima Kekalahan, tapi Anak-anaknya Tidak Mau
Lingkaran dalam presiden petahana AS, Donald Trump mulai terpecah lantaran menantunya dan Melania Trump memintanya ikhlas menerima kekalahan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Lingkaran dalam presiden petahana AS, Donald Trump mulai terpecah lantaran menantunya, Jared Kushner suami dari Ivanka Trump serta istrinya, Melania memintanya ikhlas menerima kekalahan.
Kedua orang terdekat presiden ini menginginkan Trump menerima fakta kemenangan Joe Biden.
Namun, di sisi lain, putra-putri Trump yang juga terjun di dunia politik mendukung ayahnya untuk melawan hasil pemilu.
Kushner, yang merupakan menantu sekaligus penasihat senior presiden bicara ke Trump agar mau menyerah, kata dua sumber terkait kepada CNN.
Menurut sumber terpisah, ibu negara Melania Trump secara pribadi mengatakan kepada suaminya bahwa sudah saatnya dia menerima kekalahan.
Di sisi lain, dua putranya yakni Donald Jr. dan Eric mendesak sekutu dan mendorong Partai Republik serta pendukung untuk menolak hasil pemilu secara terbuka.
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Kabar Donald Trump Akan Diceraikan Istri | Kamala Harris Telepon Joe Biden
Baca juga: Menantu dan Melania Trump Dikabarkan Menyuruh Donald Trump Menyerah, Begini Klarifikasi Gedung Putih
Padahal semua kanal berita Amerika Serikat telah menyatakan kemenangan telak Joe Biden-Kamala Harris, Sabtu (7/11/2020) lalu.
Dua putra Trump ini menjadi kunci dalam mendesak presiden dan sekutunya untuk terus memperjuangkan hasil pemilu 2020, menurut berbagai sumber.
Don Jr. dan Eric Trump mengumpulkan dukungan Partai Republik untuk memperebutkan hasil pemilu dan meyakinkan sekutu bahwa ada kecurangan.
Dalam percakapan baru-baru ini, Eric Trump mengatakan kepada sekutunya bahwa dia yakin pemilu itu "dicuri dari kami", menurut sumber terdekatnya.
Tim kampanye Trump merencanakan serangan untuk memicu argumen soal penipuan pemilu, tanpa adanya bukti yang jelas.
Tiga sumber mengatakan kepada CNN pada Minggu (8/11/2020), bahwa tim kampanye Trump mengatakan masa jabatan kedua presiden dicuri melalui perhitungan suara korup di negara bagian utama.
Adapun salah satu rencananya yakni menampilkan berita orang-orang yang sudah meninggal namun diklaim sebagai pemilih.
Lebih lanjut, dua sumber mengatakan kampanye Trump juga berencana mengadakan demo ala kampanye untuk memperkuat pesan tersebut.
Baca juga: Joe Biden Disebut Akan Menjadi Tukang Sapu di Masa Awal sebagai Presiden AS