Menantu dan Melania Trump Dikabarkan Menyuruh Donald Trump Menyerah, Begini Klarifikasi Gedung Putih
Menantu dan Melania Trump Dikabarkan Menyuruh Donald Trump Menyerah, Begini Klarifikasi Gedung Putih
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Orang-orang terdekat Donald Trump disebut mulai mengalami perpecahan pendapat mengenai hasil Pilpres Amerika Serikat 2020.
Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa menantu Trump, Jared Kushner, dan ibu negara, Melania Trump, menyarankan Donald Trump untuk menerima nasib.
Dua sumber mengatakan kepada CNN bahwa Kushner yang sekaligus menjadi penasihat senior presiden mendekati Trump dan memintanya untuk menyerah.
Sementara itu, menurut sumber terpisah yang mengaku mengetahui percakapan keluarga presiden, Melania Trump secara pribadi mengatakan bahwa sudah waktunya bagi suaminya untuk menerima kekalahan.
Baca juga: Kalah di Pilpres AS, Donald Trump Kabarnya Bakal Diceraikan Istri
Baca juga: Analisa Pilpres AS: 4 Faktor Kunci di Balik Tumbangnya Donald Trump, sang Petahana
Melania Trump belum membuat pernyataan publik tentang hasil Pilpres.
Namun, dia disebut telah menyuarakan pendapatnya secara pribadi kepada Trump.
"Dia telah menawarkannya (menerima kekalahan), seperti yang sering dilakukannya," ujar sumber, dilansir CNN.
Di sisi lain, kedua putra Donald Trump, Eric Trump dan Donald Trump Jr., mendorong ayah mereka untuk tetap membawa hasil Pilpres ke jalur hukum.
Eric dan Don (panggilan Donald Trump Jr.) telah mendesak sekutu untuk mendukung ayahnya menggugat hasil suara.
Mereka juga mendorong Partai Republik dan pendukungnya untuk secara terbuka menolak hasil pemilu.
Padahal, organisasi-organisasi berita telah memproyeksikan kemenangan kandidat dari Demokrat, Joe Biden, pada Sabtu (7/11/2020) lalu.
Klarifikasi Tim Kampanye Trump dan Gedung Putih
Menanggapi kabar tentang Kushner dan Melania, juru bicara kampanye Trump, Jason Miller, membantah hal itu.
Dalam sebuah twitnya pada Minggu (8/11/2020), ia membantah bahwa Kushner telah mendekati Trump.
Baca juga: Joe Biden Menang, Donald Trump Tertunduk saat Masuk ke Gedung Putih
Baca juga: Sama dengan Trump, Pendukungnya Juga Ngotot Trump Menang di Pilpres dan Tuduh Biden Curi Suara
"Ini 100% salah. Tidak ada kebenaran dari laporan ini sama sekali.
CoS Meadows, Dave Bossie, Jared Kushner, Rudy, saya sendiri, dan semua orang ada pada langkah yang sama.
Kita semua bekerja untuk @realDonaldTrump dan mengikuti petunjuknya, kita semua saling terkait," tulis Miller.
Klarifikasi juga dilontarkan seorang pejabat Gedung Putih.
Dilansir New York Times, Gedung Putih membantah laporan CNN tentang Kushner.
Pejabat tersebut mengklaim bahwa Kushner telah menyarankan Trump untuk mencari upaya hukum.
Media Axios juga meluruskan kabar tentang Kushner tersebut.
"Sumber kedua yang dekat dengan Kushner mengonfirmasi bahwa dia tidak menyarankan Trump untuk menyerah," kata situs berita itu.
Meskipun begitu, NY Times melaporkan, penasihat dan staf Gedung Putih berkumpul pada Sabtu (7/11/2020) lalu di markas kampanye Trump.
Dalam pertemuan itu, pejabat kampanye menjelaskan strategi hukum apa yang kemungkinan tidak akan mengubah hasil pemilu.
Baca juga: Trump Diam-diam Pecat Tiga Kepala Agensi saat Penghitungan Suara, Gedung Putih Tak Berkomentar
Baca juga: Trump Main Golf Berjam-jam di Detik-detik Joe Biden Menang, Kepala Tertunduk saat Masuk Gedung Putih
Kushner yang terlibat dalam kampanye Trump meminta beberapa orang untuk menjelaskan strategi kepada Trump.
Ketika para pejabat kampanye bertanya apakah Kushner akan turut serta dalam rapat, menantu Trump itu mengatakan bahwa dia akan ikut berpartisipasi pada kesempatan lain.
Sementara itu, Axios juga menambahkan, ada sumber yang mengklaim bahwa tercipta suasana yang tidak nyaman di lingkaran Trump.
Disebutkan, mayoritas dalam lingkarannya menerima bahwa Joe Biden menang.
Hingga kini, juru bicara Melania Trump belum menanggapi kabar tersebut.
Twit Donald Trump Tahun 2014 Mendadak Jadi Sorotan Warganet, Relevan dengan Pilpres AS Sekarang?
Di tengah suasana setelah Pilpres Amerika Serikat yang memanas, sebuah twit yang ditulis Donald Trump mendadak kembali diperbincangkan.
Cuitan itu ditulis oleh Trump pada 31 Desember 2014 lalu.
Lantas, mengapa cuitan tersebut mendadak kembali mendapat sorotan setelah hampir enam tahun berlalu?
Menilik twit pada akun @realDonaldTrump, kandidat dari Republik itu menulis sebagai berikut.
"Apa yang membedakan pemenang dari yang kalah adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap setiap putaran takdir yang baru."
Twit itu telah di-retweet sebanyak lebih dari 63.000 kali.
Kicauan mendapatkan sekitar lebih 50.400 likes, per Senin (9/11/2020) pagi waktu Indonesia.
Para warganet beberapa waktu lalu mengomentari cuitan tersebut.
Seorang warganet dengan akun @piker62 menulis komentarnya pada 31 Desember 2014 lalu, "Sombong seperti anak kecil ketika menang, misalnya, merupakan pertanda karakter yang buruk."
Komentar itu dibalas oleh @InhakK pada Jumat (6/11/2020), dengan balasan "Komentarmu berada di depan (teratas)."
Ada pula akun @MattThomasStan1 yang berkomentar, "Anda harus mengatakan itu pada diri Anda di masa depan," pada Kamis (5/11/2020) waktu setempat.
Beberapa akun, termasuk, @CXXKED menyebutnya sebagai sebuah 'ironi.
Ada juga yang menganggap bahwa cuitan-cuitan Trump selalu bisa meramalkan segala yang terjadi, seperti komentar @Greenyyy, "Benar-benar twit untuk segalanya. Tidak ada satu situasi pun yang telah terjadi di masa lalu dan akan terjadi di masa depan, yang tidak di-tweet oleh Trump. Benar-benar luar biasa."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.