Rekor Terbaru Dunia: Kasus Positif Virus Corona Sudah Lebih 50 Juta
Kasus positif terinfeksi virus corona (Covid-19) global sudah melebihi 50 juta, per Minggu (8/11/2020), menurut penghitungan Reuters.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK- Kasus positif terinfeksi virus corona (Covid-19) global sudah melebihi 50 juta, per Minggu (8/11/2020), menurut penghitungan Reuters.
Dalam 30 hari terakhir, gelombang kedua virus corona menyumbang seperempat dari total kasus.
Oktober adalah bulan terburuk bagi pandemi sejauh ini, dengan Amerika Serikat menjadi negara pertama yang melaporkan lebih dari 100.000 kasus harian.
Lonjakan kasus di Eropa juga berkontribusi pada kenaikan tersebut.
Rata-rata tujuh hari terakhir menunjukkan kasus harian global meningkat lebih dari 540.000.
Baca juga: Hari Ini Jumlah Warga Terinfeksi Covid-19 di Hokkaido Jepang Melebihi 200 Orang
Lebih dari 1,25 juta orang telah meninggal akibat penyakit pernapasan yang muncul di China akhir tahun lalu.
Percepatan penularan pandemi baru-baru ini sangat ganas.
Butuh 32 hari untuk mencapai jumlah kasus naik dari 30 juta menjadi 40 juta.
Kemudian, hanya butuh 21 hari untuk menambahkan 10 juta lagi.
Eropa, dengan sekira 12 juta kasus, adalah wilayah yang terkena dampak terburuk, menyalip Amerika Latin.
Eropa menyumbang 24% kasus kematian Covid-19.
Wilayah ini mencatat sekitar 1 juta kasus baru setiap tiga hari atau lebih, menurut analisis Reuters.
Itu adalah 51% dari total kasus global.
Baca juga: 1 WNI di Vatikan Positif Covid-19, Kini Total 1.795 Warga Indonesia Terpapar Corona di Luar Negeri
Prancis mencatat 54.440 kasus sehari pada rata-rata tujuh hari terakhir, tingkat yang lebih tinggi daripada India dengan populasi yang jauh lebih besar.
Gelombang kedua global sedang menguji sistem perawatan kesehatan di seluruh Eropa, mendorong Jerman, Prancis, dan Inggris untuk memerintahkan banyak warganya kembali ke rumah mereka lagi.
Amerika Serikat, dengan sekitar 20% total kasus global, menghadapi lonjakan terburuknya, mencatat lebih dari 100.000 kasus harian corona pada rata-rata tujuh hari terakhir.
Demikian data Reuters menunjukkan.
Dilaporkan rekor lebih dari 130.000 kasus terjadi pada Sabtu (7/11/2020).
Lonjakan terbaru AS bertepatan dengan bulan terakhir kampanye pemilu.
“Kampanye Trump, yang digelar terbuka dan kurang disiplin pakai masker dan jaga jarak sosial, menyebabkan 30.000 kasus tambahan yang dikonfirmasi dan kemungkinan menyebabkan lebih dari 700 kasus kematian,” ujar ekonom Universitas Stanford memperkirakan dalam sebuah makalah penelitiannya.
Di Asia, India memiliki beban kasus tertinggi kedua di dunia.
Tetapi tercatat telah mengalami perlambatan yang stabil sejak September lalu.
Di India, total kasus melebihi 8,5 juta kasus per Jumat (6/11/2020) dan rata-rata kasus harian adalah 46.200, menurut data Reuters.
Tribunnews.com mengutip data Worldoeters, Senin (9/11/2020) pukul 14.43 WIB, total kasus positif Covid-19 di dunia berjumlah 50.752.172.
Sementara kasus kematian mencapai 1.262.307 orang dan 35.801.661 pasien telah sembuh dari Covid-19.
Sebelumnya WHO sudah memperingatkan negara-negara di dunia, khususnya Eropa untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menekan penyebaran Covid-19.
Saat itu WHO memperingatkan akan terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Ini adalah momen berbahaya bagi banyak negara di belahan bumi utara seiring lonjakan kasus," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada pembukaan KTT Kesehatan Dunia tiga hari di Berlin, seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Senin (26/10/2020).
Tetapi dia menambahkan,banyak orang tidak berdaya melawan virus, karena kurang disiplinnya menerapkan pentingnya 3 M yakni menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan memakai masker serta menjauhi pertemuan yang berjumlah banyak di ruang tertutup.
Dia kembali menyerukan kepada para pemimpin negara untuk kembali mengingatkan warganya untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3 M dalam segala aktivitas untuk menekan laju pertumbuhan kasus yang makin meninggi akhir-akhir ini.
"Lagi dan lagi kita telah melihat, bahwa mengambil tindakan yang tepat dengan cepat berarti wabah akan dapat dikelola."
Berbicara pada pertemuan yang sama, yang diadakan secara online tahun ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam pesan videonya menyebut pandemi itu sebagai "krisis terbesar di zaman kita".
Karena itu kata dia, butuh solidaritas dunia dalam setiap langkah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dari negara masing-masing.
"Kami membutuhkan solidaritas global di setiap langkah," katanya.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).(*)
(Reuters/AFP/Channel News Asia)