Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Luar Negeri Armenia Mengundurkan Diri setelah Pemerintah Dikecam soal Gencatan Senjata

Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya, menyusul kesepakatan gencatan senjata pekan lalu.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
zoom-in Menteri Luar Negeri Armenia Mengundurkan Diri setelah Pemerintah Dikecam soal Gencatan Senjata
AFP
Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya, menyusul kesepakatan gencatan senjata pekan lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya, menyusul kesepakatan gencatan senjata pekan lalu.

Diketahui, pemerintah Armenia menghadapi kecaman atas gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran sengit dengan pasukan Azeri di wilayah Nagarno-Karabakh.

Mengutip Al Jazeera, pengunduran diri Menteri Luar Negeri Armenia diumumkan oleh Juru Bicara Kementerian dalam sebuah unggahan sosial media pada Senin (16/11/2020).

Dilaporkan pula, Perdana Menteri Nikol Pashyinyan juga menerima tekanan agar dirinya mundur dari jabatannya.

Baca juga: Upaya Percobaan Pembunuhan PM Armenia Digagalkan

Baca juga: Konflik Nagarno-Karabakh, PM Armenia Abaikan Ultimatum Tuntut Pengunduran Dirinya

Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan
Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya, menyusul kesepakatan gencatan senjata pekan lalu.

Pekan lalu, ribuan pengunjuk rasa memprotes dan menuntut Pashinyan menyerahkan jabatannya karena gencatan senjata yang disepakati.

Negeri yang dilanda perang sekira enam pekan tersebut telah melaporkan 2.300 prajuti Armenia tewas.

Sementara, Azerbaijan belum mengungkapkan jumlah pasukan militer yang menjadi korban.

Baca juga: 6 Minggu Perang, Armenia, Azerbaijan & Rusia Sepakat Damai dan Akhiri Konflik Nagarno-Karabakh

Berita Rekomendasi

Gencatan Senjata untuk Mengurangi Kerugian Armenia

Lebih dalam, Pashniyan mengaku mengambil tanggung jawab atas hilangnya wilayah Nagarno-Karabakh.

Dia menegaskan, kesepakatan tersebut ditandatangnai untuk mencegah kerugian lebih luas serta demi menyelamatkan nyawa setelah militer Azerbaijan selangkah lebih maju.

Pashniyan telah berjanji untuk tetap menjabat dan membawa stabilitas ke negara itu.

Mantan Pejabat Berusaha Merebut Kekuasaan secara Ilegal

Lebih jauh, pada Sabtu (14/11/2020), Al Jazeera melaporkan, Badan Keamanan Nasional Armenia mengatakan, pihaknya menangkap sekelompok mantan pejabat yang "berencana merebut kekuasaan secara ilegal (kudeta) dengan membunuh Perdana Menteri (Nikol Pashyinyan)".

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengabaikan ultimatum para pengunjuk rasa yang meminta dia  berhenti karena kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Nagorno-Karabakh.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengabaikan ultimatum para pengunjuk rasa yang meminta dia berhenti karena kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Nagorno-Karabakh. (IG Nikol Pashinyan)

Kondisi Tidak Stabil

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas