POPULER Internasional: 4 Astronot SpaceX Meluncur ke ISS | Trump Lagi-lagi Sebut Biden Curang
Hampir setengah dari tim transisi pemerintahan Joe Biden terdiri dari orang-orang dengan berbagai warna kulit, mayoritas wanita.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Berikut rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
SpaceX berhasil luncurkan 4 astronotnya ke International Space Station (ISS).
Sementara itu, hampir setengah dari tim transisi pemerintahan Joe Biden terdiri dari orang-orang dengan berbagai warna kulit, mayoritas wanita.
Hingga kini, Donald Trump masih beranggapan pilpres 2020 dicurangi.
Kandidat Menteri Pertahanan AS usulkan Angkatan Laut Amerika harus tenggelamkan semua kapal China di Laut China Selatan.
1. SpaceX Berhasil Luncurkan Empat Astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional
SpaceX dan NASA berhasil meluncurkan empat astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Empat astronot tersebut 'diikat' dalam kapsul yang dirakit oleh perusahaan milik Elon Musk.
SpaceX membawa empat astronot ke orbit pada Minggu malam (15/11/2020) waktu setempat atau Senin (16/11/2020) pagi waktu Indonesia.
Mengutip New York Times, peluncuran sempat ditunda sebentar karena cuaca buruk.
Baca juga: Sosok Elon Musk, Pembuat Tesla dan CEO SpaceX yang Diduga Positif Corona, Ini Profil Singkatnya!
Baca juga: Elon Musk Diduga Terinfeksi Covid-19, Bagaimana Nasib Peluncuran Astronot SpaceX?
Diperkirakan, setelah perjalanan sekira 27,5 jam di orbit, para astronot akan berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan mulai tinggal selama enam bulan.
Pukul 19.27 waktu setempat, sembilan mesin roket perusahaan swasta Falcon 9, meraung dan mencerahkan langit malam saat roket itu meluncur di atas Samudra Atlantik.
Empat astronot dalam penerbangan ini adalah Michael S. Hopkins, Shannon Walker dan Victor J. Glover dari NASA, dan Soichi Noguchi, astronot Jepang.
Di masa depan, alih-alih mengandalkan pesawat luar angkasa yang dioperasikan pemerintah, astronot NASA dan siapa pun yang memiliki cukup uang dapat membeli tiket roket komersial.
Baca juga: Rugi Miliaran Dolar AS, Kekayaan Jeff Bezos, Bill Gates dan Elon Musk Turun dalam Sehari
Penerbangan Operasional Pertama Crew Dragon
Lebih lanjut, NASA menetapkan peluncuran Minggu malam sebagai penerbangan operasional pertama pesawat ruang angkasa Crew Dragon yang dibangun dan dioperasikan oleh SpaceX.
2. Tim Transisi Joe Biden Dipenuhi Orang-orang dengan Berbagai Ras, Sebagian Besar Wanita
Presiden terpilih Joe Biden bersiap mengambil alih Gedung Putih pada Januari mendatang.
Hampir setengah dari tim transisi pemerintahannya terdiri dari orang-orang dengan berbagai warna kulit, mayoritas wanita.
Sebanyak 46% staf transisi adalah orang dengan berbagai warna kulit (non kulit putih), menurut data keragaman baru dari tim transisi yang diberikan kepada CNN.
Sejumlah 41% dari staf senior juga non-kulit putih.
Mayoritas staf transisi, 52%, adalah perempuan.
Sedangkan 53% staf senior juga perempuan.
Angka keragaman ini muncul setelah Biden akan mengumumkan pemilihan Kabinet dan staf seniornya untuk Gedung Putih dalam beberapa minggu mendatang.
Baca juga: Joe Biden Pertimbangkan Sosok Ini Jadi Menteri Keuangan AS
Baca juga: Sekutu Donald Trump Dikabarkan Berencana Membeli Newsmax untuk Dijadikan Saingan Fox News
Salah satu janji kampanyenya yaitu membangun pemerintahan yang akan "terlihat seperti Amerika."
Langkah besar pertama Biden menuju keberagaman dalam pemerintahannya adalah ketika ia memilih Kamala Harris, seorang wanita kulit hitam dan Asia Selatan, sebagai wakil presidennya.
Dalam pengumuman kepegawaian pertamanya, Biden memilih seorang pria kulit putih dan penasihat lama, Ron Klain sebagai kepala stafnya untuk Gedung Putih.
3. Kandidat Menhan AS Usulkan AL Amerika Harus Tenggelamkan Semua Kapal China di Laut China Selatan
Para ahli politik telah menyatakan kekhawatirannya akan potensi meletusnya Perang Dunia III.
Hal ini lantaran calon potensial pimpinan Pentagon dari tim Joe Biden mengklaim Amerika Serikat harus dapat "menenggelamkan semua" kapal China dalam 72 jam untuk meningkatkan pencegahan.
Express.co.uk memberitakan, Michele Flournoy, sebelumnya seorang wakil menteri pertahanan dalam pemerintahan Obama, telah diangkat sebagai calon Menteri Pertahanan di bawah Presiden AS terpilih Joe Biden.
Baca juga: China Bangun Lebih Banyak Stasiun 5G, Dua Kali Lipat dari Total Jumlah di Seluruh Dunia
Namun, Flournoy sebelumnya menyarankan pasukan Amerika harus ditempatkan di Laut China Selatan untuk meningkatkan pencegahan.
Perairan yang diperebutkan itu telah menjadi pusat keterlibatan AS di Indo-Pasifik, dengan staf senior Presiden Donald Trump dan pejabat China memperdebatkan klaim "kedaulatan" di laut.
Dalam tulisannya di jurnal Foreign Affairs awal tahun ini, Flournoy menyerukan peningkatan kehadiran angkatan laut Amerika di Laut Cina Selatan. Dia mengatakan bahwa Washington kehilangan kemampuan untuk melawan agresi militer Beijing di perairan yang diperebutkan.
Baca juga: Viral di Medsos, Pria di China Ajak Seekor Macan Jalan-jalan, Ternyata Anjing Dicat Loreng
Masih mengutip Express.co.uk, sebagai hasil dari keyakinan kuat yang dipegang Beijing tentang penurunan kekuatan Amerika Serikat, Flournoy mengusulkan bahwa AS harus meningkatkan pencegahan di wilayah tersebut untuk melawan stigma tersebut.
"Misalnya, jika militer AS memiliki kemampuan secara kredibel mengancam untuk menenggelamkan semua kapal militer, kapal selam, dan kapal dagang China di Laut China Selatan dalam waktu 72 jam, para pemimpin China mungkin berpikir dua kali sebelum, katakanlah, meluncurkan sebuah blokade atau invasi Taiwan; mereka harus bertanya-tanya apakah layak mempertaruhkan seluruh armada mereka,” tulis Flournoy.
Baru-baru ini, dia juga menegaskan kembali sikap anti-China dan keinginannya untuk pertahanan Amerika yang lebih kuat di Indo-Pasifik.
Dalam sebuah wawancara dengan Defense News, Flournoy berkata: “Kita harus memiliki keunggulan yang cukup, yang pertama dan terpenting kita dapat mencegah China menyerang atau membahayakan kepentingan vital kita dan sekutu kita. Itu berarti tekad."
4. Trump Sebut Biden Menang di Pilpres AS Karena Curang
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui secara terbuka untuk pertama kalinya bahwa saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilihan presiden AS 3 November 2020.
Meskipun masih tetap mengulangi klaim palsunya terkait pemilu curang.
"Dia menang karena Pemilu Dicurangi," kicau Trump di Twitter, Minggu (15/11/2020) waktu setempat seperti dilansir Reuters, Senin (16/11/2020).
Trump belum mengakui pemilihan Presiden AS dimenangkan oleh Biden, setelah hasil penghitungan suara di berbagai negara bagian menunjukkan kemenangan mantan wakil presiden Partai Demokrat itu.
Baca juga: Tim Transisi Joe Biden Dipenuhi Orang-orang dengan Berbagai Ras, Sebagian Besar Wanita
Biden telah memenangkan 306 suara dalam sistem Electoral College negara bagian yang menentukan pemenang presiden, menurut Edison Research, jauh lebih banyak dari 270 yang dibutuhkan untuk mengamankan kursi Presiden AS untuk empat tahun mendatang.
Sebaliknya, Trump telah menghabiskan hari-harinya dengan beberapa acara publik dan menekan tuduhan kecurangan pemilu yang tidak berdasar di media sosial.
(Tribunnews.com)