Donald Trump Dilaporkan akan Serang Situs Nuklir Iran Pekan Lalu
Pejabat AS pada Senin (16/11/2020) mengungkapkan, Presiden Donald Trump berencana menyerang situs nuklir utama di Iran pekan lalu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
Permintaan Trump untuk opsi menyerang Iran, datang sehari setelah laporan pengawas PBB menunjukkan, Iran telah selesai memindahkan aliran pertama sentrifugal canggih dari pabrik di atas tanah di situs pengayaan uranium utamanya, ke pabrik bawah tanah.
Baca juga: Presiden Iran: Kebijakan AS Yang Penting, Bukan Siapa yang Jadi Presiden
Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Iran Kritik Upaya Perdamaian Kelompok Minsk atas Nagarno-Karabakh
Program Nuklir Iran Murni untuk Penggunaan Sipil
Secara terpisah, Alireza Miryousefi, Juru Bicara misi Iran untuk PBB di New York buka suara.
Dia menerangkan, program nuklir Iran murni untuk tujuan damai dan penggunaan sipil dan kebijakan Trump tidak mengubah itu.
"Iran terbukti mampu menggunakan kekuatan militernya yang sah untuk mencegah atau menanggapi setiap petualangan melankolis dari penyerang mana pun," tambahnya.
Stok 2,4 ton Iran untuk uranium, sekarang jauh di atas batas kesepakatan 202,8 kilogram.
Ini menghasilkan 337,5 kilogram di kuartal ini, kurang dari lebih dari 500 kilogram yang tercatat di dua kuartal sebelumnya oleh Badan Energi Atom Internasional.
Tindakan agresif Trump lainnya juga dilaporkan pada awal Januari 2020 ini.
Pada Januari, Trump disebut memerintahkan serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani di Bandara Baghdad.
Secara terpisah, serangan ke situs nuklir utama Iran di Natanz dapat memicu konflik regional dan menimbulkan tantangan kebijakan luar negeri yang serius bagi pemerintahan Biden.
Tim transisi Biden, yang tidak memiliki akses ke intelijen keamanan nasional karena penolakan pemerintahan Trump untuk memulai transisi, menolak berkomentar.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)