Susul Pfizer dan Moderna, AstraZeneca dan Oxford University Umumkan Vaksin Covid-19 yang 70% Efektif
Kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan The University of Oxford menunjukkan hasil yang 70% efektif
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
European Medicines Agency (EMA), badan pengawas untuk Eropa, telah mulai mengevaluasi data laboratorium vaksin.
EMA sedang dalam proses "tinjauan bergulir" yang dimaksudkan untuk membantu badan tersebut bergerak lebih cepat.
Kandidat Vaksin dari Pfizer, 90% Efektif
Vaksin Pfizer lebih dari 90% efektif mencegah Covid-19, menurut hasil klinis yang dirilis Pfizer pada hari Senin (9/11/2020).
Temuan itu berasal dari analisis sementara dari sebuah penelitian yang melibatkan 43.538 sukarelawan, 42% di antaranya memiliki "latar belakang beragam".
Setiap peserta mendapat dua suntikan dengan selang waktu 21 hari.
Analisis itu membandingkan jumlah kasus Covid-19 di antara relawan yang mendapatkan vaksin dengan relawan yang mendapat suntikan cairan yang tidak mengandung vaksin.
Jumlah relawan di masing-masing kelompok kurang lebih sama.
Baca juga: FAKTA Vaksin Covid-19 Pfizer, Ini Daftar Negara yang Antre Membeli
Baca juga: DOW Ditutup Naik 830 Poin karena Berita Vaksin Covid-19 Pfizer Janjikan Hasil Positif
Dalam rilis berita dari Pfizer dan mitranya BioNTech, 94 kasus Covid-19 yang dievaluasi di antara relawan menunjukkan vaksin itu lebih dari 90% efektif dalam mencegah Covid-19.
Sebelumnya, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) menetapkan batas efektivitas minimum vaksin yaitu 50%.
Vaksin dari Pfizer adalah vaksin eksperimental Covid-19 pertama yang dikembangkan yang bisa melampaui batas tersebut.
"Saya cenderung optimis. Saya telah mengembangkan vaksin selama lebih dari 35 tahun," kata Dr. William Gruber, wakil presiden senior penelitian klinis dan pengembangan vaksin di Pfizer.
"Tapi ini luar biasa, dan saya pikir kabar baik tidak hanya untuk potensi vaksin ini tetapi juga potensi vaksin lain yang sedang dikembangkan untuk COVID-19."
"Hasil mendekati harapan yang tinggi," ungkap Shane Crotty, profesor di Pusat Penelitian Penyakit Menular dan Vaksin Institut Imunologi La Jolla melalui email.