Vaksin Covid-19 Rusia Sputnik V Dibanderol Rp 300 Ribu dan Gratis untuk Warga Negara
Vaksin Sputnik V COVID-19 dari Rusia dibanderol sekira Rp 300 ribu per orang di pasar internasional dan akan disediakan gratis untuk warga Rusia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Vaksin Sputnik V COVID-19 dari Rusia dibanderol sekira Rp 300 ribu per orang di pasar internasional.
Menurut pernyataan di akun resmi Sputnik V, vaksin Covid-19 tersebut akan disediakan gratis untuk warga Rusia.
Kirill Dmitriev, Kepala Dana Kekayaan Kedaulatan RDIF Rusia buka suara soal hal ini.
Dmitriev pada Selasa (24/11/2020) mengatakan kepada kantor berita Reuters, Sputnik V akan dihargai lebih rendah daripada saingan dengan tingkat kemanjuran yang sama.
Baca juga: Menteri BUMN Bakal Jamin Kerahasiaan Data-data Penerima Vaksin Covid-19
Baca juga: Ahli Epidemologi Ingatkan Pemerintah Agar Waspada Munculnya Vaksin Covid-19 Ilegal
Mengutip Al Jazeera, dia berbicara setelah RDIF dan Pusat Nasional Gamaleya.
Dmitriev memaparkan, data uji klinis baru berdasarkan 39 kasus yang dikonfirmasi dan 18.794 pasien yang mendapat dua suntikan, menunjukkan Sputnik V efektif 91,4 persen pada hari ke-28.
Lebih dari 95 persen efektif pada hari ke-42.
Pengumuman itu datang ketika beberapa pembuat obat mengungkap data sementara yang positif dalam perlombaan ilmiah untuk mengekang pandemi global.
Grup obat-obatan Inggris AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang telah berjanji tidak akan mendapatkan keuntungan dari vaksin selama pandemi.
Tetapi, perusahaan tersebut telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah dan organisasi kesehatan internasional yang menetapkan biayanya sekira 2,50 dolar Amerika per dosis.
Vaksin Pfizer berharga sekitar 20 dolar Amerika per dosis.
Sedangkan Moderna adalah 15-25 dolar Amerika, berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh perusahaan untuk memasok vaksin mereka kepada pemerintah AS.
Baca juga: Menteri BUMN Beberkan Alasan Pemerintah Tidak Pilih Vaksin Covid-19 Pfizher dan Moderna
Baca juga: Pemerintah Dukung Inisiatif Swasta Produksi Vaksin Guna Wujudkan Kemandirian Farmasi
Australia akan Berikan Vaksin Covid-19 bagi Petugas Kesehatan dan Golongan Rentan Tahun Depan
Secara terpisah, tak hanya Rusia yang memiliki terobosan dala pengembangan vaksin Covid-19.
Australia dilaporkan berencana memberikan vaksin Covid-19 bagi petugas kesehatan dan golongan rentan pada 2021 mendatang.
Chief Health Officer (Kepala Petugas Medis) Queensland Dr Jeannette Young, berharap Australia segera mendistribusikan vaksin Covid-19 gratis pada awal Maret 2021.
Dr Young memaparkan, di bawah rencana Queensland Health, petugas kesehatan dan orang yang rentan terinfeksi Covid-19 serta orang dengan masalah autoimun akan mendapat suntikan vaksin terlebih dahulu.
Kemudian, masyarakat umum lainnya akan mendapat vaksin pada akhir 2021.
Dr Young mengatakan, Pemerintah Federal telah memerintahkan 10 juta dosis untuk diedarkan di masyarakat jika keadaan mendesak.
Baca juga: Sadar Dibohongi Tukang Pizza yang Positif Covid-19, Australia Selatan Langsung Cabut Lockdown Ketat
Baca juga: Rekaman Video Tunjukkan Tentara Australia Bantai Warga Sipil Afghanistan, Korban Termasuk Anak-anak
"Awalnya Persemakmuran memilih lima wilayah untuk mendapatkan vaksin Pfizer," katanya, dikutip Tribunnews dari ABC.
Dr Young menerangkan,semua warga Australia yang ingin divaksinasi diharapkan juga memiliki akses ke obat tersebut pada akhir tahun depan.
Baca juga: Pasukan Elit Australia Lakukan Kejahatan Perang, Bunuh 39 Warga Sipil Afghanistan
Baca juga: Setelah dari Australia, Indonesia Berutang ke Jerman Rp 9,1 Triliun
50 Juta Vaksin
Awal bulan ini, Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan, Pemerintah Federal mendapatkan potensi 50 juta dosis berdasarkan perjanjian yang akan menelan biaya lebih dari 3,2 miliar dolar Amerika.
Salah satunya adalah vaksin Pfizer/BioNTech dan Novavax lainnya, yang akan memasok 40 juta dosis, jika vaksin tersebut terbukti aman dan efektif.
Pada saat itu, Morrison mengatakan, Vaksin COVID-19 dan Strategi Perawatan Pemerintah sekarang telah mengamankan akses ke empat (sekarang lima) vaksin dan lebih dari 134 juta dosis.
"Tidak ada jaminan bahwa vaksin ini akan terbukti berhasil, namun strategi kami menempatkan Australia di antrean depan, jika ahli medis kami memberi lampu hijau pada vaksin," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)