POPULER Internasional: Teman Dekat Sebut Diego Maradona 'Mati Miskin' | Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh
Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona disebut meninggal dalam kondisi kekurangan uang atau miskin oleh orang yang dekat dengannya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona disebut meninggal dalam kondisi kekurangan uang atau miskin oleh orang yang dekat dengannya.
Sementara itu, Ilmuwan nuklir paling terkemuka di Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di dekat Teheran, Jumat (27/11/2020) waktu setempat.
Pasca pembunuhan itu, armada kapal induk USS Carl Nimitz berlayar menuju kawasan Teluk Persia.
Di China, 4 dokter ditangkap dan dipenjara, lantaran mengambil organ dalam pasien yang sudah meninggal.
1. Diego Maradona Disebut 'Mati Miskin' oleh Orang Terdekatnya, Hanya ada Rp 1,4 Milyar di Rekening
Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona disebut meninggal dalam kondisi kekurangan uang atau miskin oleh orang yang dekat dengannya.
Diketahui Diego Maradona meninggal karena serangan jantung di usianya ke 60 tahun, Rabu (25/11/2020) lalu.
Dilansir Daily Mail dari surat kabar Italia Corriere della Sera, selama hidupnya Maradona menghabiskan uang untuk kehidupan yang mewah dan hartanya banyak 'dicuri' oleh orang-orang yang memanfaatkan kebaikannya.
Pesepakbola Argentina ini bisa dikatakan salah satu legenda di dunia sepak bola terhebat dalam sejarah.
Berkat prestasinya ini, Maradona berhasil meraup uang senilai Rp 281 milyar per-tahun karena menjadi presiden kehormatan Dynamo Brest di Belarus dan tugas kepelatihan di Timur Tengah.
Selain itu dia memiliki tambang uang dari kontrak dengan merek terkenal seperti Puma.
Dengan penghasilan sebanyak ini, Maradona hanya memiliki tabungan kurang dari 75 ribu poundsterling atau sekira Rp 1,4 milyar di rekeningnya saat meninggal.
Baca juga: Pakai Pesawat Sewaan, Messi dan Aguero Melayat Maradona di Argentina
Baca juga: Duta Besar RI untuk Argentina Ceritakan Prosesi Pemakaman Legenda Sepakbola Maradona
"Dia hampir tidak memiliki apa-apa lagi di rekening banknya, dia mati miskin," kata seorang jurnalis Argentina, Luis Ventura yang dilaporkan dekat dengan Maradona di acara televisi Fantino a la Tarde.
"(Kekayaan Maradona) disia-siakan karena tangannya yang tertusuk dan sebagian besar dicuri untuk menipu dia dan mengosongkan sakunya. Yang harus mereka lakukan hanyalah meminta dan dia memberi," tambah Luis.
Pengacara Maradona untuk kasus dakwaan penggelapan pajak di Italia, Angelo Pisani juga mengatakan bahwa Maradona punya sedikit uang.
2. Ilmuwan Nuklir Terkemukanya Dibunuh di Dekat Teheran, Iran Tuduh Israel dan Akan Balas Dendam
Ilmuwan nuklir paling terkemuka di Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di dekat Teheran, Jumat (27/11/2020) waktu setempat.
Kabar meninggalnya Fakhrizadeh dikonfirmasi oleh kementerian pertahanan Iran.
Dilansir BBC dalam sebuah pernyataan, kementerian pertahanan Iran mengatakan, teroris bersenjata menargetkan kendaraan yang membawa Fakhrizadeh.
Mulanya, terjadi bentrokan antara teroris dan pengawal ilmuwan tersebut.
Media Iran melaporkan, para penyerang menembaki Fakhrizadeh di mobilnya.
Hingga akhirnya, Fakhrizadeh terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit.
Baca juga: Presiden Terpilih AS Biden Diprediksi akan Gabung Lagi dengan Kesepakatan Nuklir Iran, Ini Kata Ahli
Baca juga: Iran Desak Presiden Terpilih AS Cabut Sanksi dan Gabung Lagi dengan Kesepakatan Nuklir
Sayangnya, upaya tim medis untuk menyelamatkan Fakhrizadeh tidak berhasil.
Beberapa menit setelahnya, ilmuwan senior di bidang nuklir itu meninggal.
Badan Intelijen Barat percaya, Fakhrizadeh berada di belakang program senjata nuklir Iran yang terselubung.
"Jika Iran pernah memilih untuk mempersenjatai, Fakhrizadeh akan dikenal sebagai bapak bom Iran," kata seorang diplomat Barat kepada Reuters, 2014 lalu.
3. Pascapembunuhan Ilmuwan Iran, Kapal Induk Nimitz Bergerak ke Teluk Persia
Armada kapal induk USS Carl Nimitz berlayar menuju kawasan Teluk, hampir bersamaan pembunuhan ilmuwan fisika Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Kapal raksasa pengangkut jet tempur dan helicopter itu dikawal sejumlah kapal perusak, kapal penjelajah, dan kapal fregat yang biasa mendampinginya ke manapun berlayar.
Informasi yang disiarkan stasiun televisi CNN, pergerakan kapal induk itu tidak ada kaitan dengan peristiwa di Teheran.
Sumber Pentagon yang disitir wartawan CNN mengatakan, pergerakan armada kapal induk itu guna mendukung proses penarikan sebagian tentara AS dari Suriah, Irak, dan Afghanistan.
Koresponden CNN di Pentagon, Barbara Starr menginformasikan, armada itu akan segera memasuki perairan Teluk Persia.
Mereka akan memberikan dukungan tempur dan perlindungan udara saat pasukan AS menarik diri dari Irak dan Afghanistan pada pertengahan Januari 2021.
Di bawah perintah Presiden Donald Trump, AS memutuskan memindahkan persenjataan yang cukup besar dari wilayah itu, beberapa bulan sebelum dia akan meninggalkan jabatannya.
Baca juga: Ilmuwan Nuklir Terkemukanya Dibunuh di Dekat Teheran, Iran Tuduh Israel dan Akan Balas Dendam
Baca juga: Bunuh Ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh, Israel Persulit Masa Depan AS di Tangan Biden-Harris
Baca juga: Pangeran Saudi Desak Joe Biden Tak Gabung Lagi dengan Kesepakatan Iran
Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh meningkatkan ketegangan di Timur Tengah, menyusul luapan kemarahan Iran yang menuduh Israel di balik pembunuhan itu pada Jumat (27/11/2020) waktu Teheran.
Seorang pejabat AS, bersama dua pejabat intelijen lain dikutip The New York Times dan Sputniknews.com, Sabtu (28/11/2020) mengatakan, Israel mendalangi operasi pembunuhan itu.
Laporan tersebut tidak merinci berapa banyak informasi yang mungkin dimiliki AS sebelumnya tentang operasi tersebut. Belum ada komentar resmi dari Gedung Putih atau CIA.
4. 4 Dokter Ditangkap karena Ambil Organ Pasien Meninggal Secara Ilegal, Lantas Dijual di Pasar Gelap
Setidaknya enam orang telah ditangkap dan dipenjara, lantaran mengambil organ dalam pasien yang sudah meninggal.
Dari enam orang yang ditangkap setidaknya empat orang di antaranya berprofesi sebagai dokter.
Kejadian tersebut terjadi di sebuah rumah sakit di provinsi Anhui, China.
Para pelaku dalam aksinya akan mencari korban kecelakaan dan menipu keluarganya agar menyumbangkan organ pasien tersebut.
Lantas setelah itu, organ dalam akan dijual di pasar gelap, sehingga mereka dapat menghasilkan banyak uang.
Dikutip dari New York Post, empat dokter ditangkap bekerja dalam pengadaan organ di rumah sakit.
Mereka telah mengambil hati dan ginjal dari 11 pasien yang baru saja meninggal antara tahun 2017 dan 2018.
Mantan kepala perawatan intensif di Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Huaiyuan, Yang Suxun, kemudian akan membujuk keluarga pasien untuk menandatangani formulir persetujuan donasi palsu.
Dan organ akan diambil secara ilegal di tengah malam dengan van yang menyamar sebagai ambulans.
Baca juga: 8 Pasien OTG di Tegal Masuk Rusunawa Jalani Isolasi Mandiri
Baca juga: Modus Berjalan Keliling Rumah Sakit, Pria 37 Tahun Rampas Ponsel Milik Penunggu Pasien
Organ-organ tersebut kemudian dijual kepada anggota lain dari jaringan perdagangan gelap, termasuk individu dan rumah sakit yang berjuang melawan kekurangan donor organ.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.