Trump Sebut Pengiriman Vaksin Covid-19 Dimulai Pekan Depan
Donald Trump mengatakan pada Kamis lalu bahwa pengiriman vaksin virus corona (Covid-19) akan dimulai paling cepat pekan depan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Kamis lalu bahwa pengiriman vaksin virus corona (Covid-19) akan dimulai paling cepat pekan depan.
"Seluruh dunia menderita, dan vaksin akan dikirimkan minggu depan atau minggu berikutnya," ujar Trump.
Baca juga: Donald Trump Dikabarkan Akan Gelar Kampanye Pilpres 2024 di Hari yang Sama saat Joe Biden Dilantik
Dikutip dari laman Fox News, Minggu (29/11/2020), pengumuman tersebut muncul saat ia menyampaikan pesan liburan Thanksgiving secara khusus untuk pasukan AS yang bertugas di luar negeri melalui telekonferensi.
Baca juga: Trump Menolak Tinggalkan Gedung Putih: Biden Bisa Masuk Gedung Putih Jika Ia Buktikan Tidak Curang
Trump mencatat bahwa pekerja garis depan, tenaga medis dan warga lanjut usia (lansia) akan menjadi penerima pertama vaksin itu.
Ia juga menekankan bahwa pesaingnya dari Partai Demokrat, yakni Presiden terpilih Joe Biden, tidak boleh 'mendapatkan panggung' untuk vaksin yang ia sebut sebagai 'keajaiban medis' ini.
Baca juga: Donald Trump Akhirnya Bersedia Tinggalkan Gedung Putih Meski Tetap Merasa Dicurangi
Bahkan Trump terus mengulangi klaim penyimpangan yang ia anggap terjadi dalam Pemilu AS 2020.
Ia menyebut Biden yang pernah menjabat sebagai mantan Wakil Presiden AS itu dan juga mantan Presiden AS Barack Obama gagal menangani virus flu babi (H1N1) pada masa pemerintahan mereka.
Trump juga menegaskan bahwa vaksin Covid-19 hanya akan ditemukan pada masa kepemimpinannya.
"Joe Biden gagal dengan (kasus) flu babi, H1N1, ia gagal total dengan flu babi. Jangan biarkan ia 'dapat panggung' untuk vaksin, karena vaksin itu saya yang mendorong agar orang bekerja lebih keras (menemukan vaksin) daripada yang pernah mereka (Biden dan Barack Obama) dorong sebelumnya," tegas Trump.
Ia melanjutkan, di bawah pemerintahannya, AS memperoleh persetujuan untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin untuk Covid-19.
"Kami mendapat persetujuan itu dan tidak ada yang pernah melihat hal yang seperti itu," jelas Trump.
Komentar Trump ini muncul menjelang digelarnya pertemuan 10 Desember mendatang, di mana regulator di Food and Drug Administration akan meninjau permintaan dari perusahaan farmasi AS Pfizer untuk otorisasi penggunaan darurat terkait vaksinnya yang dikembangkan bersama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech.
Data uji coba terbaru untuk vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech yang diluncurkan pada awal November 2020, menunjukkan efektivitas 90 persen melawan Covid-19.
Selain itu, ada pula perusahaan farmasi lainnya AS, yakni Moderna yang mengklaim vaksinnya memiliki efektivitas mencapai 94,5 persen.
Selanjutnya, perusahaan farmasi multinasional Inggris-Swedia, AstraZeneca juga melaporkan hasil awal uji coba vaksin mereka yang menunjukkan efektivitas vaksinnya berkisar antara 62 hingga 90 persen, namun tergantung pada jumlah dosis yang diberikan kepada partisipan.
Menurut data terbaru dari Universitas Johns Hopkins, ada lebih dari 12,8 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan lebih dari 263.000 kematian terjadi di AS akibat kasus ini.