POPULER Internasional: Jenazah Didatangkan dalam Posisi Duduk | Israel Keluarkan Travel Advisory
Jenazah pria dilarang masuk ke acara pemakamannya sendiri karena ia datang tidak dimasukkan dalam peti mati, melainkan didatangkan dengan posisi duduk
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Jenazah pria dilarang masuk ke acara pemakamannya sendiri karena ia datang tidak dimasukkan dalam peti mati, melainkan didatangkan dengan posisi duduk.
Mantan Kepala CIA, John Brennan, menyebut Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebagai orang yang tak beretika.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan lewat telepon kepada mitranya dari Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan, Teheran berhak menanggapi pada waktu yang tepat atas pembunuhan ilmuwan nuklir, Mohsen Fakhrizadeh.
Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional (NSC) Israel mengeluarkan peringatan perjalanan (travel advisory) pada Kamis waktu setempat, untuk memperingatkan kepada warganya bahwa Iran mungkin akan mencoba menyerang mereka yang ada di luar negeri.
1. Didatangkan dalam Posisi Duduk, Jenazah Pria Ini Dilarang Masuk ke Acara Pemakamannya Sendiri
Jenazah pria dilarang masuk ke acara pemakamannya sendiri karena ia datang tidak dimasukkan dalam peti mati, melainkan didatangkan dengan posisi duduk.
Seperti yang dilansir Mirror Online, Che Lewis (29) dan ayahnya Adlay Lewis (54) akan dimakamkan bersama setelah keduanya tewas dalam insiden penembakan di dekat rumah mereka di Port of Spain, Trinidad dan Tobago.
Pemakaman yang digelar 25 November lalu itu menarik banyak perhatian karena disiarkan secara online di media sosial.
Jenazah Che dikabarkan dibawa ke gereja dalam posisi duduk.
Baca juga: 7 Tradisi Pemakaman Unik di Dunia, Menari Bersama Mayat hingga Peti Gantung di Tebing
Baca juga: Mayat Pria Paruh Baya Dalam Kondisi Terbakar Ditemukan di Kalibaru, Jenazah Dibawa ke RSCM
Ia dibawa dengan mobil jenazah tanpa atap agar orang-orang bisa melihat.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan mayat Che duduk di kursi dengan mengenakan celana panjang putih dan jaket merah muda di luar Gereja St John the Evangelist.
Tampaknya orang-orang tidak menyadari bahwa pria itu sudah meninggal.
Sebagian orang mengira Che adalah seseorang yang menghadiri pemakaman.
2. Eks Kepala CIA John Brennan Sebut PM Israel Netanyahu Politikus Tak Punya Etika
Mantan Kepala CIA, John Brennan, menyebut Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebagai orang yang tak beretika.
Ia pun mengecam operasi pembunuhan dua tokoh Iran, Jenderal Qassem Soleimani dan Mohsen Fakhrizadeh, yang telunjuk mengarah pelakunya elemen Isreal.
Komen personal terhadap Netanyahu itu diungkapkan lewat wawancara Haaretz.com yang ditayangkan, Jumat (4/12/2020).
John Brennan meluncurkan memoar mencakup hampir 40 tahun kariernya di dinas rahasia AS.
Brennan pertama kali mengunjungi Israel pada 1975, sebagai turis belaka. Saat itu ia mahasiswa di American University di Kairo.
Pada 2013 ia menjabat Direktur CIA, dan berlusin-lusin kali ia mengunjungi Israel, bertemu banyak tokoh penting dan para pengambil keputusan.
Brennan semakin memahami kompleksitas karakter Israel dan situasi rumit negara itu di Timur Tengah. Selama dekade terakhir ia menyaksikan bagaimana Netanyahu memerintah Israel.
“Dia politisi yang sangat sangat cerdik,” kata Brennan dikutip situs media Israel, Haaretz.com, Jumat (4/12/2020).
“Dia memiliki kecerdikan dan pemahaman yang sangat hebat terkait politik domestik Israel,” lanjutnya Brennan yang bertugas di era Presiden Barrack Obama.
Di matanya, Netanyahu bukan seorang yang memkiliki prinsip dan etika. Hal itu selalu ia tunjukkan menyangkut penyelesaikan politik Palestina-Israel.
3. Presiden Iran Hassan Rouhani ke Tayyip Erdogan, Iran Berhak Membalas Pembunuhan Fakhrizadeh
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan lewat telepon kepada mitranya dari Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan, Teheran berhak menanggapi pada waktu yang tepat atas pembunuhan ilmuwan nuklir, Mohsen Fakhrizadeh.
Melalui pernyataan kantor kepresidenan Iran, Jumat (4/12/2020), Rouhani menganggap Israel harus bertanggung jawab atas pembunuhan itu, atas kejahatan keji dan tindakan tidak manusiawi yang mereka lakukan.
“Tidak ada keraguan pembunuhan ilmuwan Iran adalah bukti impotensi musuh sejati rakyat Iran, dan balas dendam terhadap martir besar ini terhadap para pelaku pembunuhan ini pada waktu yang tepat adalah hak rakyat Iran, pemerintah Iran," kata Rouhani.
Rouhani berterima kasih kepada Tayyip Erdogan atas solidaritas Turki kepada rakyat Iran, dan kecamannya atas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh.
Baca juga: Pejabat AS Sebut Israel di Balik Pembunuhan Ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh
Baca juga: Pakar Politik Peringatkan Operasi Palsu Israel Bisa Menjebak Iran ke Konflik Besar
Fakta-fakta yang ditemukan memberi dasar jelas bagi Teheran siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu dan bagaimana pembunuhan itu terjadi.
Rouhani mengatakan Fakhrizadeh, yang dianggap sebagai tokoh kunci dalam program nuklir Teheran, menghabiskan beberapa bulan terakhir hidupnya melawan virus korona.
Ia ikut menyelesaikan penelitian, membuat dan memproduksi perangkat medis serta tes untuk mendiagnosis epidemi.
Rouhani juga menyinggung tentang kesepakatan nuklir yang disepakati antara Iran dan kelompok P5 +1 pada 2015.
Rouhani memberikan perhatian khusus pada pernyataan pemenang dalam pemilihan presiden AS, Joe Biden, mengenai kesediaannya untuk kembali ke kesepakatan yang dibatalkan sepihak oleh Presiden Donald Trump.
Rouhani menambahkan, Iran telah berulang kali mengkonfirmasi mereka akan mematuhi perjanjian nuklir jika pihak lain juga mematuhi tanggung jawab mereka.
4. Israel Ketakutan Hadapi Ancaman Teror Iran, Keluarkan Travel Advisory ke Warganya
Dewan Keamanan Nasional (NSC) Israel mengeluarkan peringatan perjalanan (travel advisory) pada Kamis waktu setempat, untuk memperingatkan kepada warganya bahwa Iran mungkin akan mencoba menyerang mereka yang ada di luar negeri.
Lembaga ini meminta agar kewaspadaan ditingkatkan, mengacu pada ancaman yang baru-baru ini disampaikan pejabat Iran terhadap Israel.
Dalam travel advisory yang dirilis, NSC tidak merinci ancaman seperti apa yang disampaikan Iran, namun lembaga ini menyinggung pejabat Iran yang secara terbuka menyalahkan Israel terkait pembunuhan terhadap Ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh pada Jumat lalu.
Baca juga: Eks Kepala CIA John Brennan Sebut PM Israel Netanyahu Politikus Tak Punya Etika
Iran pun bersumpah untuk balas dendam kepada Israel. Kendati demikian, pejabat Israel enggan menanggapi tudingan tersebut.
Dikutip dari laman Times of Israel, Jumat (4/12/2020), Penasihat NSC mencantumkan negara-negara tetangga Iran yang diduga bisa menjadi lokasi penyerangan terhadap Israel.
Baca juga: Iran Tuduh Barat Dukung Israel atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh
Termasuk diantaranya Georgia, Azerbaijan dan Turki, serta dua mitra perdamaian Teluk baru Israel, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
Selain itu, ada pula Kurdistan, Irak, negara Timur Tengah pada umumnya, juga seluruh negara di benua Afrika.
"Mengingat ancaman yang telah dibuat baru-baru ini oleh elemen Iran dan mengingat keterlibatan elemen Iran di masa lalu dalam serangan teroris di berbagai negara, ada kekhawatiran bahwa Iran akan mencoba bertindak dengan cara ini terhadap target Israel," kata penasehat tersebut.
NSC merekomendasikan agar mereka yang berencana bepergian ke luar negeri untuk meningkatkan kewaspadaan.
(Tribunnews.com)