Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip Masuk Daftar Penerima Vaksin Pfizer
Selain Ratu Elizabeth II, suaminya yakni Pangeran Philip yang berusia 99 tahun juga akan menerima vaksin tersebut.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNWS.COM, LONDON - Ratu Inggris Elizabeth II yang kini berusia 94 tahun dijadwalkan mendapatkan vaksin virus corona (Covid-19) yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech.
Selain Ratu Elizabeth II, suaminya yakni Pangeran Philip yang berusia 99 tahun juga akan menerima vaksin tersebut.
Rencananya, pasangan ini akan menerima vaksinasi pada beberapa pekan mendatang.
Ratu Elizabeth II tidak akan mendapatkan perlakuan istimewa dan akan tetap ikut 'mengantre'.
Hal itu karena suntikan vaksin ini diberikan untuk kategori warga di atas usia 80-an serta penghuni panti jompo.
Baca juga: Inggris Jadi Negara Pertama yang Izinkan Penggunaan Vaksin Pfizer, Suntikan Dimulai Pekan Depan
Seperti yang dilaporkan surat kabar The Daily Mail, pada Minggu waktu setempat.
Dikutip dari Sputnik News, Minggu (6/12/2020), menurut pakar kesehatan masyarakat yang dikutip surat kabar itu, vaksinasi terhadap pasangan kerajaan ini diharapkan dapat menekan penyebaran informasi yang salah terkait pengobatan untuk Covid-19.
Baca juga: Ini Alasan Negara Berkembang Tak Mungkin Dapat Vaksin Pfizer Dalam Waktu Dekat
Sebelumnya, Rabu lalu, Inggris telah memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk kandidat vaksin Pfizer.
Persetujuan itu membuat negara tersebut menjadi negara pertama di dunia yang melakukannya.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah mengatakan bahwa 800.000 dosis vaksin Pfizer akan tiba di Inggris pada pekan depan.
Sementara itu, 50 rumah sakit diharapkan melakukan vaksinasi pada kelompok yang diprioritaskan di Inggris ini, mulai Selasa mendatang.
Mereka yang masuk dalam kelompok prioritas adalah warga lanjut usia (lansia).
Inggris saat ini memiliki lebih dari 1,7 juta kasus Covid-19 yang terkonfirmasi, dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 61.000.