Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER INTERNASIONAL: Drone Hizbullah Tembus Israel | Virus Corona Telah Ada di AS Sebelum di Wuhan

Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari drone Hizbullah tembus ke Israel hingga virus corona telah ada di AS sebelum Wuhan.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in POPULER INTERNASIONAL: Drone Hizbullah Tembus Israel | Virus Corona Telah Ada di AS Sebelum di Wuhan
Kolase Istimewa & Freepik
Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari drone Hizbullah tembus ke Israel hingga virus corona telah ada di AS sebelum Wuhan. 

2. Kata Mantan Agen dan Pejabat Mossad tentang Pembunuhan Fakhrizadeh

Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019.
Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. (KHAMENEI.IR / AFP)

Ilmuwan fisika Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di pinggiran Teheran pada 27 November 2020.

Pemerintah Iran menuding Mossad dan kelompok Mujahidin Khalq sebagai pelakunya.

Pejabat AS juga menyebutkan hal sama.

Israel ada dibalik pembunuhan tersebut, meski Tel Aviv sama sekali tidak membantah atau mengiyakan tudingan itu.

Saluran televisi Israel, Channel 12, dikutip media Times of Israel, Minggu (6/12/2020), mendiskusikan pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh dalam perspektif Israel, peneliti, dan mantan agen Mossad.

Diskusi menghadirkan tiga narasumber kredibel, yakni jurnalis Ronen Bergman, mantan agen Mossad Victor Ostrovsky, dan mantan pejabat Mossad, Ram Ben-Barak.

BERITA TERKAIT

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca juga: Ali Shamkhani : Mossad Bunuh Fakhrizadeh, Metodenya Sangat Rumit

Baca juga: DOKUMEN BOCOR, Terungkap Mossad Dalang Pembunuhan Kepala Nuklir Iran: Diberondong 12 Pembunuh

3. Pangkalan Udara China di Kepulauan Spratly Dinilai Rentan Serangan

Kapal-kapal pengeruk Tiongkok terlihat di sekitar karang di Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan, dalam foto yang diambil oleh pesawat pengintai AS, Mei 2015.
Kapal-kapal pengeruk Tiongkok terlihat di sekitar karang di Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan, dalam foto yang diambil oleh pesawat pengintai AS, Mei 2015. (Kompas.com)

Pangkalan udara militer China yang dibangun di Laut China Selatan dinilai rentan serangan dan tidak terlampau berguna jika pecah perang besar.

Fasilitas militer di Kepulauan Spratly yang disengketakan itu telah membuat khawatir AS dan negara-negara yang terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Majalah bulanan militer “Naval and Merchant Ships” yang terbit di Beijing mengulas ukuran dan lokasi pangkalan itu, yang membuat mereka sulit untuk dipertahankan.

Landasan udaranya terlalu kecil untuk dapat digunakan secara efektif.

Ulasan majalah itu dikutip South China Morning Post (SCMP), Minggu (6/12/2020).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas