Hubungan Terlarang Charles & Camilla di The Crown, Mantan Staf: Mereka Tak Seperti yang Digambarkan
Serial Netflix The Crown hingga kini masih menuai kritik baik dari otoritas maupun pihak kerajaan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Serial Netflix The Crown hingga kini masih menuai kritik baik dari otoritas maupun pihak kerajaan.
The Crown merupakan serial yang bercerita tentang drama monarki atau Kerajaan Inggris.
Premis The Crown adalah kehidupan Ratu Elizabeth II dengan suaminya Pangeran Philip hingga awal abad ke-21.
Masih mengikuti kehidupan pemerintahan Ratu Elizabeth II, musim keempat yang dirilis pada 15 November 2020 ini mengangkat kisah Putri Diana dan Pangeran Charles.
Musim baru ini dibintangi Emma Corrin sebagai Putri Diana, Josh O'Connor sebagai Pangeran Charles, dan Emerald Fennell sebagai Camilla Parker Bowles.
Ketiganya digambarkan terlibat dalam kisah cinta segitiga kerajaan yang terkenal.
Menyoal hal ini, menurut laporan Independent, Insider telah berbicara dengan sejumlah sumber terdekat Pangeran Charles.
Baca juga: Netflix Menolak Labeli The Crown sebagai Karya Fiksi: Kami Tidak Berencana dan Merasa Tak Perlu
Baca juga: Ada Kisah Cinta Charles, Diana & Camilla, Ini 6 Momen Seri The Crown yang Kisahkan Kerajaan Inggris
Satu di antaranya yakni mantan kepala pelayan Pangeran Charles, Grant Harrold.
Harrold mengaku bahwa selama tujuh tahun dia mengabdi, Charles tidak pernah meninggikan suara kepadanya.
Dia mengatakan, walaupun Josh O'Connor menguasai cara bicara dan gerak-gerik Charles, dia menyayangkan serial itu.
"Dia sama sekali tidak seperti yang mereka gambarkan," katanya.
"Dia kuat dan penyayang. Dan saya pikir dia akan menjadi raja yang luar biasa," katanya.
Sementara itu, mantan facialist Camilla, Deborah Mitchell, mengaku bahwa dia merupakan penggemar sejati Putri Diana, hingga dia akhirnya bertemu dengan Duchess of Cornwall, Camilla.
"Saya tidak menyangka bahwa dia (Camilla) akan benar-benar cantik dalam kehidupan nyata."
"Dia orang yang sangat bijaksana, dia sangat menghargai hak-hak wanita, dan ketika dia melakukan pekerjaan amal, dia melakukannya karena dia menginginkannya."
"Bukan karena dia harus melakukannya atau untuk ketenaran. Dia tidak melakukan apa pun untuk alasan lain selain itu adalah hal yang benar untuk dilakukan."
Mitchell, pendiri Heaven Skincare, telah menghabiskan banyak waktu dengan Duchess of Cornwall dan Prince of Wales di Highgrove, kampung halaman mereka.
Dia mengatakan, The Crown gagal menunjukkan sisi berbeda dari kepribadian Camilla, termasuk rasa welas asihnya kepada orang lain.
Mitchell ingat satu contoh ketika dia mengunjungi Duchess di Birkhall, Skotlandia.
Dia bilang, dia tidak menyadari betapa dinginnya di sana, jadi dia tidak mengemasi pakaian hangat.
Namun, Camilla datang untuk menyelamatkan.
"Duchess masuk dengan mengenakan jaket cokelat, dan aku berkata padanya bahwa itu bagus sekali," katanya.
"Hari itu, dia mengirim salah satu orangnya untuk mengambil jaket itu dan memberikannya padaku," cerita Mitchell.
Hal yang sama diungkapkan Harrold.
Kepala pelayan yang bekerja untuk Prince of Wales dari 2004 hingga 2011, mengatakan Camilla tidak "dingin" dan "manipulatif" seperti yang ditunjukkan di acara itu.
Harrold bercerita soal ketegangannya saat akan menghadiri acara bergengsi di kerajaan, padahal dia masih satu tahun bekerja.
Baca juga: Pangeran Charles Digilai Putri Diana dan Camilla, Ternyata Pernah Ditolak Wanita Ini, Siapa Dia?
Baca juga: Trailer The Crown Season 4 Tampilkan Pernikahan Mewah Putri Diana dan Pangeran Charles
"Saya mencoba mencari cara untuk tidak pergi, karena saya khawatir saya akan melakukan kesalahan," kata Harrold kepada Insider.
"Duchess berkata, 'Jika kau pergi, aku akan berdansa denganmu.' Karena dia tahu itu akan menenangkanku."
Namun, penggambaran pasangan tersebut di serial The Crown tentang perjuangan yang dihadapi oleh mendiang Putri Diana telah memicu reaksi balik dari beberapa penggemar.
Baru-baru ini dilaporkan bahwa akun Twitter Charles dan Camilla menonaktifkan balasan setelah dibanjiri dengan komentar pro-Diana .
Netflix minggu lalu mengatakan tidak akan menambahkan penafian resmi di awal setiap episode, menjelaskan bahwa serial tersebut adalah karya fiksi.
"Kami selalu menampilkan The Crown sebagai sebuah drama dan kami yakin setiap anggota kami memahami bahwa ini adalah karya fiksi yang secara luas didasarkan pada peristiwa sejarah," kata seorang juru bicara.
The Crown dikenal mendapat banyak sorotan atas statusnya sebagai karya fiksi.
Kritik berfokus pada lisensi artistik yang diperlukan untuk peristiwa bersejarah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)