Cerita tentang Onibi, Api Biru Melayang di Udara yang Kerap Disebut Warga Jepang Api Setan
Dalam tradisi Jepang, secara umum dikatakan bahwa roh yang lahir dari jenazah manusia atau hewan, atau dendam manusia, muncul sebagai api.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Onibi atau setan Jepang yang melayang-layang dengan sinar warna biru, sering dilihat warga Jepang.
"Onibi memang ada. Salah satunya dari roh yang tercipta sebagai korban dari manusia yang baru meninggal karena dendam kebencian," papar sumber Tribunnews.com yang mengaku bisa memanggil roh-roh di Jepang.
Api misterius yang melayang di udara tersebar di berbagai tempat di Jepang. Ada yang bisa melihat, namun ada pula yang tak bisa melihatnya.
Dalam tradisi Jepang, secara umum dikatakan bahwa roh yang lahir dari jenazah manusia atau hewan, atau dendam manusia, muncul sebagai api.
Selain itu, nama "api setan" kadang-kadang digunakan sebagai terjemahan bahasa Jepang dari api misterius seperti Will Owisp dan Jack Lantern.
"Muncul sebagai cahaya biru seperti api Matsuaki, tersebar berkali-kali, beberapa api iblis berkumpul, dan sangat energik untuk mendekati manusia yang hidup."
Diperkirakan ukurannya sekitar 2 sampai 3 cm sampai dengan diameter 20,30 cm dan mengapung di udara pada jarak 1 sampai 2 meter dari permukaan tanah.
Seringkali muncul di sekitar dermaga, dekat perairan danau, laut dan sebagainya, dan juga di kuburan.
Sebuah anekdot bahwa api iblis yang muncul di Gunung Hakone terbang dalam dua bagian, berkumpul lagi, dan selanjutnya dibagi menjadi beberapa bagian dalam esai periode Edo Makinoju "Onihi no ji" oleh Negishi.
"Jumlahnya terkadang hanya satu atau dua yang muncul, 20 hingga 30 muncul sekaligus juga terjadi dan terkadang api iblis yang tak terhitung jumlahnya membakar dan padam sepanjang malam."
Waktu hantu ini muncul biasanya dari musim semi hingga musim panas. Juga sering muncul pada hari hujan.
Tempat hantu muncul seringkali di daerah basah seperti tepi sungai, hutan, padang rumput, kuburan, dan tempat lain yang dikelilingi oleh alam, tetapi jarang muncul di tengah kota.
Beberapa orang yang pernah mendekati tidak merasakan panas api saat disentuh, sementara yang lain membakar benda dengan panas seperti api sungguhan.