Virus Corona di Inggris Bermutasi, Belanda Setop Penerbangan dari London
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan perintah tinggal di rumah untuk warga London dan Inggris tenggara.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Kepala Badan Kesehatan Inggris, Chris Whitty, mengungkapkan jenis virus Corona baru yang muncul di negara itu dapat menyebar lebih cepat.
Ia menyerukan kewaspadaan publik yang lebih tinggi untuk mengurangi penularan. Whitty menambahkan, London telah memberi tahu WHO tentang temuan mereka.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan perintah tinggal di rumah untuk warga London dan Inggris tenggara. Upaya ini dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus.
“Strain baru virus corona tampaknya ditularkan secara lebih mudah secara signifikan," kata Boris Johnson pada taklimat publik yang disiarkan televisi, Sabtu (19/12/2020) malam waktu London.
Baca juga: Update Infeksi Covid Global: Total Kasus Positif Virus Corona di India Lampaui 10 Juta
Baca juga: Raja Swedia Mengaku Negaranya Gagal Menangani Pandemi Virus Corona
Dia memerintahkan pembatasan baru untuk London dan Inggris tenggara mulai Minggu. Di bawah aturan baru, penduduk di daerah itu harus tinggal di rumah setidaknya hingga 30 Desember.
Menteri Kesehatan Matt Hancock awal pecan lalu mengatakan para ilmuwan telah mengidentifikasi "varian baru" virus corona di selatan Inggris yang dapat menyebabkan infeksi menyebar lebih cepat.
"Tidak ada bukti saat ini yang menunjukkan strain baru menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin dan metode perawatan, meski untuk mengonfirmasi hal ini," kata Chris Whitty.
Pada Jumat, 28.507 tes positif harian baru dilaporkan oleh pemerintah Inggris. Kasus pekan lalu tumbuh 40,9 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Lebih dari 1,98 juta orang yang menjalani tes, dinyatakan positif terpapar virus corona.
Pemerintah Belanda Minggu (20/12/2020) melarang semua penerbangan penumpang dari Inggris setelah menemukan kasus virus corona baru di Belanda yang telah beredar di Inggris.
Larangan, yang dimulai pada pukul 6 pagi (0500 GMT) pada hari Minggu dan berlangsung hingga 1 Januari, datang beberapa jam setelah Inggris mengumumkan perintah tinggal di rumah bagi warga London dan Inggris tenggara.
“Mutasi penularan virus Covid-19 sedang terjadi di Inggris. Dikatakan menyebar lebih mudah dan lebih cepat dan lebih sulit dideteksi, ”kata Kementerian Kesehatan Belanda lewat sebuah pernyataan.
Oleh karena itu, Badan Kesehatan Masyarakat Belanda, RIVM, merekomendasikan pembatasan atau mengendalikan pergerakan penumpang.
Kabinet Perdana Menteri Mark Rutte telah memutuskan pelarangan penerbangan dari Inggris. Sementara moda transportasi lain masih dikaji.
Di Israel, pejabat kesehatan Negara itu telah meningkatkan perhatian pada perkembangan di Inggris. Otoritas setempat masih menimbang kebijakan ketat mereka yang kembali ke Israel dari Inggris.
“Kami sedang mempertimbangkan konsekuensi dan langkah-langkah yang diperlukan, ”kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan kepada situs berita Ynet malam tanpa menyebut nama.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Kesehatan Yuli Edelstein telah disuntik vaksin virus corona . Mereka menjadi tokoh elite yang menerima suntikan itu, ketika Israel memulai upaya inokulasi vaksin.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Chezy Levy menandatangani perintah pada hari Jumat yang memerintahkan para pelancong yang kembali dari semua negara ke karantina wajib, efektif mulai 26 Desember.
Namun, sebagian besar peringatan itu ditujukan kepada puluhan ribu orang Israel yang melakukan perjalanan ke Dubai (UEA) dalam beberapa pekan terakhir.(Tribunnews.com/TOI/xna)