Gamelaya dan Astra Zeneca Kerja Sama Perkuat Kemampuan Vaksin Sputnik V
Kedua raksasa farmasi itu segera bersama-sama menguji calon vaksin Astra Zeneca dengan Sputnik-V buatan Rusia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pembuat vaksin Sputnik V Covid-19 dari Rusia menandatangani kesepakatan dengan raksasa farmasi Inggris AstraZeneca.
Kerjasama yang didukung Presiden Vladimir Putin ini bertujuan mempercepat kemampuan dan produksi vaksin anticorona.
Para ilmuwan di Institut Gamaleya Moskow menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan Inggris AstraZeneca, Senin (21/12/2020).
Kemitraan, yang awalnya hanya ditawarkan tim Rusia lewat akun Twitter awal Desember, ternyata bergayung sambut cepat.
Kedua raksasa farmasi itu segera bersama-sama menguji calon vaksin Astra Zeneca dengan Sputnik-V buatan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin secara telekonferensi berbicara dengan bos Astra Zeneca Senin pagi. Ia memberi selamat atas kesepakatan itu.
Putin menekanan, kemitraan ini dapat menjadi contoh baik dan meyakinkan, menggabungkan kekuatan ilmiah, teknologi, investasi untuk tujuan bersama melindungi kehidupan, kesehatan dan keselamatan jutaan orang di planet ini.
Uji klinis sekarang akan menentukan apakah formula AstraZeneca dapat memberikan hasil yang lebih baik dengan memasukkan elemen Sputnik V.
Penawaran Rusia, kata pembuatnya, telah terbukti efektif pada 95 persen peserta yang diberikan dua suntikan sebagai bagian dari uji klinis.
Pada November, AstraZeneca mengatakan vaksinnya sendiri telah menunjukkan rata-rata kemanjuran 70 persen.
Diharapkan uji coba yang menggunakan dua rumus berbeda secara bersamaan akan meningkatkan angka tersebut.
Berbicara minggu lalu pada konferensi pers akhir tahun tahunannya, Putin mengatakan kepada wartawan dia optimistis prospek kerjasama itu.
Ia menyambut positif kesediaan Astra Zeneca bekerja dengan Rusia. Ia menambahkan sangat menyenangkan ketika para spesialis bergabung bersama.
“Hasilnya akan baik tidak hanya untuk warga kami, tetapi untuk seluruh dunia," kata Putin.
Rusia telah memulai program imunisasi massal menggunakan vaksin Sputnik V, yang menjadi berita utama pada Agustus 2020.
Vaksin Rusia ini menjadi amunisi pertama melawan pandemic Covid-19. Produk Gamaleya itu didaftarkan di mana pun di dunia.
Jumat pekan lalu, dilaporkan lebih dari 9.000 orang telah menerima suntikan pertama mereka di Moskow.
Daftar mereka yang memenuhi syarat untuk mendaftar vaksin kini telah diperluas. Sebelumnya, hanya pekerja medis dan guru yang memenuhi syarat.
Kini, pekerja bidang transportasi, energi, industri, dan media sekarang dapat mendaftar untuk menerima suntikan.
Perkembangan lainnya, vaksin Sputnik V, diklaim efektif melawan virus corona versi mutasi yang baru ditemukan. Klaim disampaikan Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriev.
“Kami mengkonfirmasi, Sputnik V sangat efektif melawan mutasi virus baru yang ditemukan di Eropa. Oleh karena itu, itu sama efektifnya dengan melawan strain yang ada,” katanya.
“Sputnik V telah terbukti efektif pada beberapa kesempatan, meskipun sebelumnya ada mutasi pada protein S," lanjut Dmitriev kepada Presiden Rusia Vladimir Putin lewat telekonferensi.
Vaksin COVID-19, diproduksi bersama oleh Gamaleya Research Center dan RDIF, pada Agustus menjadi vaksin terdaftar pertama di dunia melawan virus corona.
Menurut para pengembang, vaksin sebelumnya membuktikan lebih dari 90 persen efektivitas melawan virus asli.
Otoritas Inggris telah mengkonfirmasi mereka mendeteksi jenis baru virus corona pada pasien dari tenggara Inggris.
Otoritas kesehatan percaya bahwa varian baru yang mempertahankan mutasi pada protein lonjakan virus corona bisa hingga 70% lebih dapat ditularkan daripada versi lain.
Namun, Kepala Badan Medis Inggris mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksin yang ada tidak efektif melawan virus.
Otoritas Inggris sebelumnya telah memberi lampu hijau pada penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech.
Tetapi sejauh ini para pengembang tetap diam tentang apakah itu akan mencegah mereka yang terpapar virus baru mutasi virus corona.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)