Kapal Tanker Berbendera Korea Selatan Diamankan Iran, Ada ABK Asal Indonesia Turut Ditahan
Korps Garda Revolusi Iran menyita sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan di perairan Teluk dan menahan semua krunya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Korps Garda Revolusi Iran mengamankan sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan di perairan Teluk dan menahan semua krunya.
Termasuk Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia di dalamnya ikut ditahan.
Hal itu dilaporkan media Iran, termasuk televisi milik pemerintah Iran, seperti dilansir Reuters, Selasa (5/1/2021).
Baca juga: 13 Artis Korea yang Menginjak Usia 41 Tahun di Tahun 2021, dari Song Hye Kyo hingga Lee Dong Wook
Seoul juga mengkonfirmasi penyitaan kapal tanker kimia Korea Selatan oleh otoritas Iran di perairan lepas pantai Oman dan menuntut pembebasan segera.
Beberapa media Iran, termasuk TV pemerintah, mengatakan angkatan laut Garda Revolusi menangkap kapal itu karena mencemari Teluk dengan bahan kimia.
Baca juga: Sembuhkan Diri dari Covid-19, Giring Ganesha Jadikan Nonton Drama Korea Salah Satu Ritual Kesehatan
"Menurut laporan awal oleh pejabat setempat, itu murni masalah teknis dan kapal itu dibawa ke pantai karena mencemari laut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.
Kantor berita Tasnim menerbitkan gambar-gambar yang menunjukkan speed boat Garda mengawal kapal tanker HANKUK CHEMI yang dikatakan membawa 7.200 ton etanol.
Dikatakan, awak kapal yang ditahan termasuk warga negara Korea Selatan, Indonesia, Vietnam, dan Myanmar.
TV pemerintah Iran mengatakan kapal tanker itu ditahan di kota pelabuhan Bandar Abbas Iran.
Kapal itu memiliki 20 ABK, menurut kementerian luar negeri Korea Selatan.
Baca juga: Korea Selatan Laporkan Temuan Varian Baru Virus Corona dari Inggris, Menimpa Satu Keluarga
Sejauh ini masih belum diketahui persisnya jumlah ABK asal Indonesia yang turut ditahan.
Departemen Luar Negeri AS menyerukan agar Iran segera membebaskan kapal tanker itu.
"Rezim terus mengancam hak navigasi dan kebebasan di Teluk Persia sebagai bagian dari upaya yang jelas untuk memeras komunitas internasional untuk menghilangkan tekanan sanksi," kata seorang perwakilan Departemen Luar Negeri.
“Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain menyadari insiden itu dan sedang memantau situasi,” kata juru bicara Rebecca Rebarich kepada Reuters.
Insiden ini terjadi menjelang kunjungan wakil menteri luar negeri Korea Selatan ke Teheran.
Khatibzadeh mengatakan kunjungan itu akan terjadi dalam beberapa hari mendatang, di mana para pejabat akan membahas permintaan Iran bahwa Korea Selatan ‘membebaskan’ 7 miliar dolas AS dana yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan karena sanksi AS.(Reuters)