Pentagon Belum Endus Ancaman Serangan dari Dalam saat Biden-Harris Dilantik
Pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol Hill dalam upaya untuk mencegah Kongres mengesahkan kemenangan pemilihan presiden.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pejabat Menteri Pertahanan AS Christopher Miller mengatakan, Pentagon memeriksa para personel Garda Nasional yang dikerahkan ke Washington menjelang pelantikan Joe Biden-Kamala Harris.
Tetapi Pentagon menyatakan belum menerima informasi intelijen yang mengindikasikan adanya ancaman serangan dari dalam. Penjelasan disampaikan Chris Miller, Selasa (19/1/2021) WIB, dikutip Sputniknews.com
Sebelumnya, Biro Penyelidik Federal (FBI) telah memeriksa semua dari 25.000 prajurit Garda Nasional AS yang akan terlibat pengamanan, guna memastikan tidak berpotensi mengganggu, menyusul kekhawatiran serangan orang dalam.
"Seperti biasa untuk dukungan militer untuk peristiwa keamanan besar, Departemen (Pentagon) akan memeriksa Pengawal Nasional yang berada di Washington DC,” kata Miller.
“Meskipun kami tidak memiliki intelijen yang menunjukkan ancaman orang dalam, kami tidak meninggalkan kebutuhan mengamankan ibu kota," lanjut Miller yang pernyataan resminya dipublikasikan di situs Pentagon.
Baca juga: Pentagon Tolak Terlibat Perpisahan Gaya Militer yang Trump Minta sebelum Tinggalkan Gedung Putih
Baca juga: Joe Biden Tunggu Rekomendasi Penasehat Intelijen untuk Berbagi Informasi Rahasia dengan Trump
Baca juga: Biden Tunjuk Lloyd Austin Pimpin Pentagon, Menhan Kulit Hitam Pertama AS dalam 200 tahun
Ia menekankan prajurit Garda Nasional diperintahkan untuk melaporkan aktivitas mencurigakan yang mereka sadari ke rantai komando mereka.
"Pengawal Nasional DC juga memberikan pelatihan tambahan kepada anggota dinas ketika mereka tiba di DC, jika mereka melihat atau mendengar sesuatu yang tidak pantas, mereka harus melaporkannya ke rantai komando mereka," kata Miller.
Situs majalah Politico melaporkan, Pentagon juga telah memberi wewenang 750 tentara aktif untuk mendukung upaya keamanan menjelang pelantikan Biden-Harris.
Menurut salah satu pejabat, secara keseluruhan, Pentagon telah memberi wewenang kepada sekitar 2.750 personel tugas aktif untuk mendukung pelantikan. Namun sekitar 2.000 tentara untuk keperluan seremonial.
Personel aktif yang dikerahkan minggu ini termasuk anggota berkeahlian khusus menangani senjata kimia, biologi, nuklir, radiologi dan bahan peledak.
Lainnya tentara aktif spesialis pemusnahan senjata dan peledak, serta tim medis yang terampil dalam respons cepat trauma.
Gedung Kongres AS diisolasi singkat Senin karena "ancaman keamanan eksternal", yang ternyata adalah kebakaran di kamp tunawisma tidak jauh dari gedung.
Insiden tersebut menyebabkan batalnya geladi bersih pelantikan Presiden AS ke-46 Joe Biden, karena seluruh pesertanya dievakuasi dari kawasan Capitol Hill.
Seperti yang dinyatakan Dinas Rahasia AS, kebakaran terjadi di bawah jembatan pada jarak aman di belakang gedung Capitol.
Meski tidak mengancam, dalam beberapa rekaman video yang beredar, api terlihat dekat di belakangkomplek Capitol.
Beberapa pengguna membagikan video online lain tentang apa yang tampak seperti pesawat Bell V-22 Osprey yang terlihat di langit di atas Washington DC.
Pada 6 Januari 2021, pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol Hill dalam upaya untuk mencegah Kongres mengesahkan kemenangan pemilihan presiden.
Sedikitnya lima orang, termasuk seorang veteran angkatan udara perempuan, tewas dan sekitar 170 kasus telah dibuka sehubungan kerusuhan tersebut.
Pekan lalu, DPR AS mendakwa Trump telah memicu kerusuhan, dan ia dimakzulkan. Setelah kerusuhan, Washington meningkatkan keamanan untuk mencegah insiden serupa terjadi selama pelantikan.(Tribunnews.com/Sputniknews/Politico/xna)