Presiden Joe Biden Serukan kepada Warga Amerika untuk Bersatu
Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan kepada warga Amerika untuk mengatasi perpecahan dan bersatu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON –Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan kepada warga Amerika untuk mengatasi perpecahan dan bersatu.
Hal itu disampaikan Biden dalam pidato pertamanya setelah mengucapkan sumpah jabatan sebagai Presiden AS, Rabu (20/1/2021) siang waktu setempat, seperti dilansir Associated Press (AP) ,Kamis (21/1/2021).
"Tanpa persatuan, tidak ada perdamaian," ucap Biden.
Biden juga berjanji selama pidato perdananya bahwa dia akan jujur dengan negara itu karena terus menghadapi kesulitan.
Biden mengatakan para pemimpin memiliki kewajiban "untuk membela kebenaran dan mengalahkan kebohongan."
Baca juga: Dalam Pidato Perdana, Presiden AS Joe Biden: Demokrasi Telah Menang
Dia meminta, bahkan kepada mereka yang tidak memilihnya untuk memberinya kesempatan.
Seperti yang sering dia lakukan selama kampanye, Biden berjanji dirinya akan menjadi "presiden untuk semua orang Amerika."
Dia juga berjanji akan "berjuang sekeras tenaga bagi mereka yang tidak mendukung saya seperti bagi mereka yang melakukannya."
Baca juga: Parade Virtual Meriahkan Pelantikan Biden-Harris
Dia menambahkan, "Kita harus mengakhiri perang yang tidak beradab ini yang merah melawan biru."
Biden juga menegaskan "demokrasi telah menang" di negara yang terguncang di tengah pandemi dan penyerbuan dua minggu lalu di gedung Capitol AS.
Hal itu disampaikan Biden dalam pidato perdananya setelah dilantk sebagai Presiden ke-46 AS, pada Rabu (20/1/2021) siang, seperti dilansir Associated Press (AP) ,Kamis (21/1/2021).
Dalam pidato pertamanya sebagai presiden, Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa sumpahnya menandai hari "sejarah dan harapan."
Baca juga: Tiga Mantan Presiden Amerika Serikat Bakal Hadir dalam Upacara Pelantikan Joe Biden
Biden mengatakan negara telah "belajar lagi bahwa demokrasi itu berharga."