Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Menahan Lebih dari 3.000 Orang dalam Aksi Protes Pro-Alexei Navalny

Polisi Rusia menahan lebih dari 3.000 massa pendukung pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang saat ini dipenjara.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
zoom-in Rusia Menahan Lebih dari 3.000 Orang dalam Aksi Protes Pro-Alexei Navalny
VASILY MAXIMOV / AFP
Polisi berjalan dalam asap dari kobaran api yang dilemparkan oleh pengunjuk rasa tidak jauh dari pusat penahanan pidana Moskow Nomor 1 (dikenal sebagai Matrosskaya Tishina), tempat pemimpin oposisi Alexei Navalny ditahan, pada 23 Januari 2021. Polisi Rusia pada hari Sabtu memukul dengan tongkat dan menahan pengunjuk rasa yang berkumpul di luar penjara keamanan tinggi Moskow menahan kritikus Kremlin Alexei Navalny, seorang jurnalis AFP melaporkan. Ratusan demonstran di luar penjara meneriakkan "Kebebasan" dan meminta pihak berwenang untuk membebaskan kritik paling vokal Presiden Vladimir Putin, setelah sekitar 20.000 orang berkumpul di ibu kota Rusia untuk demonstrasi anti-pemerintah. 

Di alun-alun kota Pushkin, beberapa pengunjuk rasa meneriakkan "Freedom to Navalny" dan "Putin pergi!".

Seorang wanita mengatakan kepada BBC bahwa dia memutuskan untuk bergabung dengan demonstrasi karena "Rusia telah diubah menjadi kamp penjara".

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan istrinya Yulia terlihat di titik pemeriksaan paspor di bandara Sheremetyevo Moskow pada 17 Januari 2021. Polisi Rusia menahan kritikus Kremlin Alexei Navalny di bandara Moskow tak lama setelah dia mendarat dalam penerbangan dari Berlin, seorang jurnalis AFP di tempat kejadian berkata.
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan istrinya Yulia terlihat di titik pemeriksaan paspor di bandara Sheremetyevo Moskow pada 17 Januari 2021. Polisi Rusia menahan kritikus Kremlin Alexei Navalny di bandara Moskow tak lama setelah dia mendarat dalam penerbangan dari Berlin, seorang jurnalis AFP di tempat kejadian berkata. (Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)

Baca juga: Otoritas Rusia Tahan Alexei Navalny, Zhakarova Peringatkan Politisi Asing

Sergei Radchenko, seorang pengunjuk rasa berusia 53 tahun di Moskow,turut buka suara kepada Reuters.

"Saya lelah karena takut. Saya tidak hanya muncul untuk diri saya sendiri dan Navalny, tetapi untuk putra saya karena tidak ada masa depan di negara ini," ungkapnya.

Lyubov Sobol, seorang staf terkemuka Navalny yang telah didenda karena mendesak Rusia untuk bergabung dalam protes, mengirim cuitan di Twitter sebuah video polisi yang secara kasar menariknya dari wawancara dengan wartawan.

Beberapa pengunjuk rasa berbaris di penjara dengan keamanan tinggi tempat Navalny ditahan dan banyak yang ditangkap.

Massa pro-Alexei Navalny bentrok dengan polisi di Saint Petersburg, Rusia, pada Sabtu (23/1/2021).
Massa pro-Alexei Navalny bentrok dengan polisi di Saint Petersburg, Rusia, pada Sabtu (23/1/2021). (AP Photo)

Sementara itu, satu sumber berita independen, Sota mengatakan, sedikitnya 3.000 orang telah bergabung dalam demonstrasi di kota Vladivostok, tetapi pihak berwenang setempat menyebutkan jumlahnya 500 orang.

Berita Rekomendasi

Rekaman AFP menunjukkan polisi anti huru hara berlari ke kerumunan, dan memukuli beberapa pengunjuk rasa dengan tongkat.

Di kota Yakutsk di Siberia, peserta protes kecil melihat suhu turun hingga -50 Celcius.

Sebelum aksi unjuk rasa, pihak berwenang Rusia telah menjanjikan tindakan keras. Beberapa pembantu dekat Navalny, termasuk juru bicaranya Kira Yarmysh, ditangkap awal pekan ini.

Para pendukungnya menyerukan lebih banyak protes akhir pekan depan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas