Raja Tempe Indonesia di Jepang Tak Mau Masuk Pasar Indonesia
Raja tempe Indonesia di Jepang Rustono dengan brand "Rusto Tempeh" tidak mau masuk ke pasar Indonesia karena memang tujuan menduniakan tempe Indonesia
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Raja tempe Indonesia di Jepang Rustono dengan brand "Rusto Tempeh" tidak mau masuk ke pasar Indonesia karena memang tujuan menduniakan tempe Indonesia.
"Saya tak mau masuk ke Indonesia, dan tidak produksi tempe di Indonesia. Biarlah sudah banyak produsen tempe di Indonesia. Lagipula tujuan saya sejak semula mau menduniakan tempe Indonesia ke berbagai negara," papar Rustono dalam Zoom bersama para members kelompok bisnis BBB (Bisnis Baru bersama) kemarin malam (26/1/2021).
Seorang member BBB, Suparman menanyakan hal tersebut dan mempertanyakan pula soal patent brand Rustono Tempeh di Indonesia.
"Saya tidak mematenkan di Indonesia karena saya tidak berproduksi di Indonesia. Kalau ada yang palsukan ya nanti pembeli juga tahu sendiri kan lain pasti rasanya dan akan sampai ke saya juga nantinya hal tersebut. Pemalsu akan malu sendiri kalau ketahuan barangnya palsu," lanjutnya lagi.
Baca juga: Rustono Pengusaha Tempe Asal Indonesia di Jepang Bicara Soal Membangun Aset di Forum BBB
Rustono yang baru saja menjalin kerjasama dengan pihak China memproduksi tempenya juga di sana, memiliki banyak kaitan dengan pengusaha negara lain pula saat ini seperti Meksiko dan Korea.
"Saya lebih mementingkan hubungan dari hati ke hati. Kalau kita cocok maka dia saya jadikan partner kerja di negara tersebut. Jadi bukan soal uang bisnis saya ini."
Bahkan Rustono mengakui dengan rekanan kerjanya di Meksiko, Rustono bahkan sampai bisa menyanyikan lagi Meksiko dan rekanan kerja Meksikonya sampai kaget.
"Saat saya menyanyikan lagi meksiko dia sampai kaget dan sepertinya hampir menangis gembira mendengarkannya," tambah Rustono lagi.
Kalau sudah ada keterkaitan hati barulah Rustono menjalin kerjasama bisnis dengan orang tersebut.
Perjalanan bisnis Rustono memang tidak mulus.
Lima tahun yang lalu menurutnya ada masalah bisnis sehingga perlu menjalin kerjasama dengan pihak Pengacara Jepang dan pihak asuransi.
"Di Jepang bisnis sulit sekali dan sangat rinci. Apalagi makanan kita mesti sangat hati-hati karena ada saja yang suka nakal dan saat itu kalau bermasalah baiknya didampingi dengan Pengacara kita. Belum lagi kalau tuntutan ganti rugi, sehingga bisa diganti pihak asuransi nantinya bila terjadi masalah."
Pengajuan lisensi produksi dan dagang tempe Rustono juga sempat ditolak sampai 8 kali.
"Tetapi saya tidak putus asa, terus bolak balik mengajukan sampai detil segalanya sesuai yang diminta pihak pemerintah Jepang ya akhirnya bisa terkabul memperoleh ijin tersebut dan juga patent Jepang telah saya miliki kini."
Yang penting, tekannya lagi, jangan sampai putus asa berbisnis di Jepang memang sangat sulit sekali apalagi kalau sudah menyangkut makanan yang langsung disantap manusia.
Rustono akan tetap fokus pada tempenya dan sementara tidak mau dulu diversifikasi produk lainnya agar tempenya bisa mengglobal dan akhirnya bisa berkeliling dunia dengan tempenya, "Itulah impian dan cita-cita saya berkeliling dunia dengan tempe karena tersebar ke berbagai negara."
Bagi kalangan WNI yang ada di Jepang berbagai CEO Jepang akan ditampilkan dalam waktu mendatang khusus bagi keanggotaan BBB saja yang berusaha meningkatkan jiwa wiraswasta WNI yang ada di Jepang. Untuk jadi anggota email ke: bbb@jepang.com dengan subject: BBB