POPULER Internasional: Negara Eropa Ragukan Masker Kain | Momen Covid-19 yang Buat Dr Fauci Menangis
Sejumlah negara-negara di Eropa ragukan efektivitas masker kain, mulai mewajibkan warganya gunakan masker medis.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Sejumlah negara-negara di Eropa ragukan efektivitas masker kain, mulai mewajibkan warganya gunakan masker medis.
Sementara itu, media asing menyoroti jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang tembus satu juta kasus.
Raja tempe Indonesia di Jepang Rustono dengan brand "Rusto Tempeh", ungkap alasan tidak mau masuk ke pasar Indonesia.
Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular AS, baru-baru ini berbagi momen penting dari tahun lalu, mengakui bahwa mendengar kata-kata tentang vaksin Covid-19 membuatnya menangis.
1. Ragukan Masker Kain, Negara Eropa Mulai Wajibkan Penggunaan Masker Medis di Tempat Umum
Sejumlah negara Eropa mulai mewajibkan warganya menggunakan masker medis, dan mengesampingkan masker kain.
Di Jerman, pemerintah federal hingga negara bagian mewajibkan masker medis jenis KN95 atau FFP2 digunakan di toko dan angkutan umum.
Pemerintah juga merilis rekomendasi bahwa masker medis harus dipakai saat melakukan kontak dekat dengan orang lain, terutama di ruangan indoor.
Dikutip dari NPR, masker FFP2 merupakan jenis filtrasi standar Eropa yang mirip dengan respirator N95 atau KN95.
Kebijakan mengalihkan masyarakat dari masker kain, berkaitan dengan virus corona varian baru yang muncul belakangan ini.
Menurut pernyataan pemerintah, masker medis bisa melindungi lebih baik daripada masker kain.
Baca juga: Jalan-jalan di Yogyakarta, Tapi Tidak Pakai Masker, KTP Bakal Disita oleh Satpol PP
Baca juga: Zaskia Adya Mecca Galau, Pakai Masker Medis Takut Numpuk Sampah, Pilih Bahan Kain, Amankah?
"Kami harus menangani bahaya yang ditimbulkan oleh varian ini dengan sangat, sangat serius, dan kami harus memperlambat penyebaran varian ini sejauh mungkin," kata Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Negara bagian Bayern di Jerman telah memperkenalkan aturan ini kepada warga lokal.
Pemerintah federal sebelumnya mengumumkan akan mendistribusikan jutaan masker FFP2 kepada orang-orang berusia di atas 60 tahun dan yang memiliki kondisi kronis.
Kebijakan ini diadopsi juga oleh Austria pada Senin lalu.
2. Media Asing Soroti Kasus Covid-19 di Indonesia Lampaui 1 Juta Infeksi hingga Dokter Tolak Pasien
Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Indonesia tembus satu juta infeksi pada Selasa (26/1/2021).
Media asing pun menyoroti hal ini, satu di antaranya yakni Al Jazeera.
Al Jazeera melaporkan, seorang dokter yang telah memberikan perawatan lebih dari 30 tahun, terpaksa menolak pasien untuk pertama kalinya dalam kariernya.
Seiring lonjakan infeksi virus corona selama empat bulan terakhir, Dr Erlina Burhan mengatakan, Unit Perawatan Intensif (ICU) di rumah sakitnya yang berada di DKI Jakarta beroperasi dengan kapasitas antara 90 hingga 100 persen.
Baca juga: Update: 245 Ribu Nakes Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19
Baca juga: WHO Terbitkan Pedoman Klinis Baru Merawat Pasien Covid-19, Salah Satunya Saran Posisi Tengkurap
"Ada beberapa daerah dan kota dengan tingkat hunian tempat tidur 90 persen dan ada kota dengan okupansi 100 persen," ungkap Ketua Bidang Komunikasi Publik satgas Covid-19, Hery Trianto.
"Konsekuensi rumah sakit kewalahan adalah pasien tidak mendapatkan perawatan yang memadai," paparnya.
Dr Atok Irawan dari Rumah Sakit Umum Sidoarjo di Jawa Timur mengatakan, fasilitas tersebut tidak memiliki pilihan selain menggunakan bagian perawatan umumnya untuk merawat pasien Covid-19.
Sebab, area yang ditunjuk untuk menerima pasien Covid-19 mencapai kapasitas.
3. Raja Tempe Indonesia di Jepang Tak Mau Masuk Pasar Indonesia
Raja tempe Indonesia di Jepang Rustono dengan brand "Rusto Tempeh" tidak mau masuk ke pasar Indonesia karena memang tujuan menduniakan tempe Indonesia.
"Saya tak mau masuk ke Indonesia, dan tidak produksi tempe di Indonesia. Biarlah sudah banyak produsen tempe di Indonesia. Lagipula tujuan saya sejak semula mau menduniakan tempe Indonesia ke berbagai negara," papar Rustono dalam Zoom bersama para members kelompok bisnis BBB (Bisnis Baru bersama) kemarin malam (26/1/2021).
Seorang member BBB, Suparman menanyakan hal tersebut dan mempertanyakan pula soal patent brand Rustono Tempeh di Indonesia.
"Saya tidak mematenkan di Indonesia karena saya tidak berproduksi di Indonesia. Kalau ada yang palsukan ya nanti pembeli juga tahu sendiri kan lain pasti rasanya dan akan sampai ke saya juga nantinya hal tersebut. Pemalsu akan malu sendiri kalau ketahuan barangnya palsu," lanjutnya lagi.
Baca juga: Rustono Pengusaha Tempe Asal Indonesia di Jepang Bicara Soal Membangun Aset di Forum BBB
Rustono yang baru saja menjalin kerjasama dengan pihak China memproduksi tempenya juga di sana, memiliki banyak kaitan dengan pengusaha negara lain pula saat ini seperti Meksiko dan Korea.
"Saya lebih mementingkan hubungan dari hati ke hati. Kalau kita cocok maka dia saya jadikan partner kerja di negara tersebut. Jadi bukan soal uang bisnis saya ini."
Bahkan Rustono mengakui dengan rekanan kerjanya di Meksiko, Rustono bahkan sampai bisa menyanyikan lagi Meksiko dan rekanan kerja Meksikonya sampai kaget.
4. Dr. Fauci Ungkap Momen tentang Covid-19 yang Membuatnya Menangis
Pandemi virus corona telah berkecamuk di seluruh dunia selama hampir satu tahun sekarang.
Salah satu orang yang paling mengikuti perkembangan Covid-19 adalah penasihat Gedung Putih dr Anthony Fauci.
Sebagai pakar penyakit menular, Fauci telah lama berbagi panduan tentang cara melawan penyebaran Covid-19 tetapi dia juga sangat terlibat dalam pengembangan vaksin virus corona.
Fauci baru-baru ini berbagi momen penting dari tahun lalu, mengakui bahwa mendengar kata-kata tentang vaksin Covid-19 membuatnya menangis.
Dilansir Best Life, inilah momen yang sampai membuat pakar penyakit menular, dr. Anthony Fauci menangis.
1. Fauci mengatakan ia menangis setelah menerima panggilan telepon dari CEO Pfizer
Saat wawancara dengan afiliasi NBC LX News, Fauci mengenang saat dia menerima telepon dari CEO Pfizer saat duduk di dek belakangnya pada hari Minggu.
"CEO mengatakan, 'Apakah Anda sedang sibuk?' Dan saya berkata, 'Ya ampun, ini benar-benar kabar baik atau benar-benar berita buruk,' karena saya tahu mereka sedang melihat hasilnya," ujar Fauci.
"Dia (CEO) berkata, 'Kamu tidak akan percaya ini, tapi sepertinya 95 persen manjur'."
"Saat itu, saya mulai menangis. Maksud saya, saya benar-benar menangis. Itu seperti, 'Ya Tuhan, ini tidak bisa dipercaya.'"
(Tribunnews.com)