Myanmar Dikudeta Militer: Warga Timbun Makanan, Atribut NLD Diturunkan, dan Sinyal Internet Putus
Myanmar resmi kembali berada di bawah kekuasaan militer langsung pada Senin (1/2/2021) pukul 8.30 pagi waktu setempat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Toko sembako diserbu warga untuk menimbun makanan pokok seperti beras, minyak, dan mie instan.
Kondisi serupa terjadi di ATM, namun mereka tidak dapat menarik uang tunai karena pemutusan koneksi secara meluas.
Seorang pekerja LSM di Yangon mengatakan jalanan tenang namun ada ketakutan dan kewaspadaan yang membayangi.
Pekan lalu banyak warga di Yangon yang mengibarkan bendera NLD sebagai tanda dukungan kepada pemerintah berkuasa saat militer menuding kecurangan pemilu.
Namun pada Senin (1/2/2021), bendera-bendera itu lenyap.
"Saya tidak berpikir orang tahu bagaimana harus bereaksi. Terima, sembunyikan, atau protes? Myanmar memiliki sejarah yang berantakan dan berdarah dengan protes," kata pekerja LSM itu.
Lebih lanjut, seorang aktivis lokal mengatakan kepada Newsday BBC bahwa beberapa rekannya ikut ditahan militer pada pagi hari.
"Ada mobil militer berkeliaran di sekitar kota," katanya.
NLD menang telak dalam Pemilu November 2020 lalu, di sisi lain Partai Persatuan Pembangunan dan Solidaritas yang didukung militer hanya memenangkan 33 kursi.
"Ini sangat mengecewakan, saya tidak ingin kudeta," kata seorang pria berusia 64 tahun di kota Hlaing kepada AFP.
"Saya telah melihat banyak transisi di negara ini dan saya menantikan masa depan yang lebih baik."
Walaupun banyak yang kecewa, ada juga warga sipil yang menyambut bahagia kepemimpinan militer.
Para pendukung militer merayakan kudeta dengan melakukan parade dengan mobil sambil membunyikan lagu-lagu patriotik.
Griffin Hotchkiss, seorang ekspatriat Amerika yang telah tinggal di Myanmar selama enam tahun mengatakan dia melihat: