Pembelian Vaksin Covid Sputnik V dari Rusia Picu Perdebatan di Iran
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pekan lalu mengumumkan kandidat vaksin virus coorna dari Rusia menjadi vaksin asing pertama yang disetujui di Teheran
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
![Pembelian Vaksin Covid Sputnik V dari Rusia Picu Perdebatan di Iran](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/vaksin-sputnik-v-gam-covid-vac-untuk-melawan-covid-19.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pekan lalu mengumumkan bahwa kandidat vaksin virus coorna dari Rusia menjadi vaksin asing pertama yang disetujui di Teheran.
Mengutip Al Jazeera, pembelian vaksin Covid-10 dari Rusia ini pun memicu perdebatan di Iran.
Ketika Zarif mengumumkan persetyjuan pembelian Sputnik V sebagai penggunaan darurat, dia tengah melakukan perjalanan diplomatik di Moskow.
Zarif lantas menambahkan bahwa Iran akan memulai produksi vaksin dalam waktu dekat.
Pengiriman pertama vaksin Sputnik V sekira 10.000 dosis dijadwalkan tiba di Iran pada Kamis (4/2/2021).
Baca juga: Saran Dokter Kandungan dan Ahli Virus, Tunda Kehamilan Dua Bulan Setelah Suntik Vaksin Covid-19
Baca juga: Ekonomi RI Tahun 2020 Minus 2,07 Persen, BPS: Vaksinasi dan Kepatuhan Protokol Jadi Kunci Pemulihan
![Gambar selebaran yang dirilis oleh Agencia Boliviana de Informacion (ABI) menunjukkan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif selama upacara pelantikan Presiden Bolivia baru Luis Arce Catacora, di La Paz, pada 8 November 2020. Terbaru, Pembelian Vaksin Covid dari Rusia Picu Perdebatan di Iran](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/foto-menteri-luar-negeri-iran-javad-zarif.jpg)
Sementara, 400.000 dosis lainnya diharapakan tiba beberapa hari sebelum akhir Maret.
Penerima vaksin Sputnik V di Iran diutamakan para petugas kesehatan dan kelompok rentan.
Namun, publik dan para pejabat kesehatan terjebak dalam perdebatan mengenai vaksin Sputnik V tersebut.
Satu di antara pakar penyakir menular terkemuka Iran Mino Mohraz mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap vaksin Rusia tersebut.
Mohraz mengatakan, dirinya tak akan menggunakan vaksin tersebut karena belum disetjui oleh World Health Organization (WHO) atau Badan Obat-obatan Eropa.
Dia lantas menambahkan bahwa Iran mengimpornya karena "nasib buruk rakyat Iran".
Kritiknya menuai teguran keras dari Kianoush Jahanpour, Juru Bicara Administrasi Makanan dan Obat Iran.
Jahanpour menyebut Mohraz tidak memiliki "tanggung jawab atau status" untuk mempertimbangkan vaksin Covid-19 asing.
Menyoal perdebatan tentang vaksin Rusia ini, Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki ikut angkat bicara.