Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Turki Tuduh Amerika Serikat Dalang Kudeta Gagal 2016

Menteri Dalam Negeri Turki menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik kudeta gagal 2016 lalu. Hal itu dilaporkan Reuters, Jumat (5/2/2021)

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Turki Tuduh Amerika Serikat Dalang Kudeta Gagal 2016
AP
Fethullah Gulen, ulama moderat Turki yang kini mengasingkan diri ke AS dan tinggal di Saylorsburg, Pennsylvania. 

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA – Menteri Dalam Negeri Turki menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik kudeta gagal 2016 lalu. Hal itu dilaporkan Reuters, Jumat (5/2/2021)

Sejak lama Ankara menuduh ulama Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan yang tinggal di Pennsylvania, AS meluncurkan gerakan luas pada jaringannya, yang oleh Ankara merujuk pada akronim 'FETO'. Gulen menyangkal keterlibatan apapun.

Tuduhan itu disampaikan pada saat Turki sedang mencari hubungan yang lebih baik dengan sekutu di NATO.

Lebih dari 250 orang tewas dalam upaya menggulingkan Presiden Tayyip Erdogan dan pemerintahannya pada 15 Juli 2016 lalu, ketika tentara nakal menerbangkan pesawat perang, helikopter, dan tank untuk merebut institusi negara.

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan kepada media Hurriyet, Amerika Serikat telah mengatur upaya kudeta, sementara jaringan Gulen melakukannya.

Baca juga: Pentolan ISIS Irak Tewas, Bom Meledak di Afrin, Pesawat Turki Batal Mendarat

"Eropa sangat antusias tentang hal itu," ujarnya, menegaskan kembali pandangan yang dia katakan sejak upaya kudeta itu digagalkan.

"Secara terang-terangan jelas Amerika Serikat berada di belakang insiden 15 Juli. FETO-lah yang melaksanakannya atas perintah mereka," katanya melontarkan tuduhan kepada AS.

Berita Rekomendasi

Sejak kudeta yang gagal, Turki telah menahan sekitar 292.000 orang atas dugaan hubungan dengan Gulen dan telah menangguhkan atau memecat lebih dari 150.000 pegawai negeri. Ratusan media telah ditutup dan puluhan anggota parlemen oposisi telah dipenjara.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas