POPULER Internasional: Ambisi Militer Myanmar | Kapan Pandemi Berakhir Menurut Perhitungan Ilmiah
POPULER Internasional: Analis menyebut kudeta yang terjadi di Myanmar adalah karena ambisi pribadi panglima militer yang merasa kehilangan rasa hormat
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
3. Analis Sebut Donald Trump Masuk ke Perangkap 'Jujutsu' karena Menolak Bersaksi di Sidang Pemakzulan
Analis menjelaskan bagaimana sikap "diam di depan Senat" dapat berakibat buruk bagi hukuman pidana Donald Trump di masa depan.
Setelah menolak untuk bersaksi di sidang pemakzulan Senatnya, Donald Trump disebut telah masuk ke dalam perangkap "jiu jitsu konstitusional" yang dibuat oleh Demokrat yang ingin menghukumnya, ungkap seorang analis hukum seperti yang dilansir Independent.
Partai Demokrat, yang dipimpin oleh manajer pemakzulan Jamie Raskin, pada hari Kamis meminta Donald Trump untuk hadir sebagai saksi di persidangan Senat pada 9 Februari, atas tuduhan bahwa Trump menghasut pemberontakan di Capitol.
Permintaan itu menjadi tantangan bagi mantan presiden, yang memutuskan tidak datang untuk bersaksi.
Pengacaranya mengecam permintaan itu sebagai "PR stunt" atau aksi publisitas.
Baca juga: Ditantang untuk Bersaksi di Bawah Sumpah saat Sidang Pemakzulan, Donald Trump Menolak
Baca juga: Pengacara Donald Trump Bersikeras Kerusuhan di Capitol Tak Ada Hubungannya dengan Mantan Presiden
Trump, yang menanggapi permintaan itu melalui penasihatnya Jason Miller, secara terpisah menyebut proses itu "inkonstitusional".
Dengan Demokrat sudah menunjuk pada kesalahan Trump, analis hukum MSNBC Danny Cevallos menyebut permintaan yang dibuat oleh Raskin sebagai perangkap "jiu jitsu konstitusional".
"Jamie Raskin menggunakan sedikit jujitsu konstitusional di sini," kata Cevallos pada Sabtu (6/2/2021) pagi.
"Mereka tidak mengeluarkan panggilan pengadilan, mereka hanya meminta atau mengundangnya untuk datang bersaksi dan Trump menolak."
Cevallos mengatakan itu berarti Senat akan dapat membuat "kesimpulan negatif dari diamnya terdakwa," yang akan menjadi preseden untuk pengadilan pidana Trump.
4. Perhitungan Ilmiah Memprediksi Pandemi Global Belum Akan Berakhir dalam 7 Tahun ke Depan