Boris Johnson Optimis Inggris Akan Dibuka Sepenuhnya Pada Juni 2021
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson optimis bahwa Inggris akan dibuka sepenuhnya pada Juni 2021
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson optimis bahwa Inggris akan dibuka sepenuhnya pada Juni 2021.
Mengutip Reuters, Johnson mengatakan semua pembatasan akibat Covid-19 di Inggris akan berakhir pada 21 Juni.
Ia pun menambahkan pemerintah akan mengadakan peninjauan atas penggunaan sertifikat vaksin.
Johnson meluncurkan peta lockdown untuk Inggris pada hari Senin yang akan membuat beberapa bisnis tutup sampai musim panas.
Baca juga: Berbagai Tokoh Lintas Agama Jalani Vaksinasi Covid-19 di Masjid Istiqlal
Ia juga mengatakan kehati-hatian diperlukan untuk memastikan tidak ada pembalikan pada "jalan satu arah menuju kebebasan".
"Saya berharap, tapi jelas tidak ada yang bisa dijamin. Saya sangat optimis kita bisa sampai di sana," kata Johnson kepada wartawan seperti yang laporkan Reuters, Selasa (23/2/2021).
Dengan hampir 130.000 kematian, Inggris menduduki peringkat kelima tingkat kematian tertinggi di dunia akibat pandemi.
Baca juga: Tempat Pengungsian Korban Banjir Diharapkan Tidak Jadi Klaster Baru Covid-19
Ekonomi Inggris juga mengalami kehancuran terbesar dalam lebih dari 300 tahun.
Namun dalam dua bulan, vaksin ini telah berhasil memberikan dosis vaksin awal kepada lebih dari seperempat populasi.
Inggris merupakan negara dengan peluncuran vaksin tercepat dibandingkan negara besar mana pun.
Kendati demikian, beberapa di partai Konservatif Johnson telah mempertanyakan apakah jadwal pembukaan kembali bisa lebih cepat, mengingat keberhasilan peluncuran vaksin Inggris sejauh ini.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan keselamatan adalah prioritas.
Baca juga: Update Corona di Indonesia: Sebanyak 1,1 Juta Orang Sembuh Dari Covid-19 Hingga 23 Februari 2021
“Kami semua benar-benar bertekad untuk keluar dari ini secepat mungkin, tapi tidak lebih cepat,” kata Hancock di Sky News.
Peta jalan tersebut menyarankan bahwa pembatasan klub malam dan acara besar akan dapat dicabut pada 21 Juni, meskipun pemerintah telah menekankan bahwa pembukaan kembali akan didasarkan oleh data, bukan tanggal.
Johnson juga mengatakan menteri senior Michael Gove akan memimpin peninjauan untuk membahas pertanyaan "ilmiah, moral, filosofis, etis" tentang sertifikat vaksin bagi mereka yang telah menerima suntikan virus corona, yang dapat memfasilitasi pembukaan kembali tempat hiburan dan perhotelan.
“Ada persoalan yang dalam dan kompleks yang perlu kita gali, persoalan etika tentang apa peran pemerintah dalam mengamanatkan semua orang untuk memiliki hal semacam itu,” ujarnya.
“Kami tidak boleh mendiskriminasi orang untuk alasan apapun, tidak bisa mendapatkan vaksin. Mungkin ada alasan medis mengapa orang tidak bisa mendapatkan vaksin, beberapa orang mungkin benar-benar menolak untuk mendapatkannya,” katanya.