Analisis: China, Rusia, dan India Pilih Negara untuk Dibantu saat Covid-19 demi Perkuat Pengaruh
China, Rusia, dan India diduga terlibat 'diplomasi vaksin' karena memilih negara tertentu yang akan diberi vaksin Covid-19 demi memperkuat pengaruh.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - China, Rusia, dan India diduga terlibat dalam 'diplomasi vaksin' karena mereka memilih negara tertentu yang akan diberi vaksin Covid-19 demi memperkuat pengaruh.
Menurut analisis Sky News, ada 47 negara ditambah Uni Afrika yang mewakili 55 negara telah membuat kesepakatan atau sedang ditawari vaksin oleh India, China, dan Rusia.
Sedikitnya ada 21 negara yang hanya memiliki vaksin dari Rusia, China, dan India hingga 19 Februari lalu.
Sementara itu di 16 negara lainnya, setengah atau lebih dosis vaksin berasal dari tiga negara tersebut, menurut data perusahaan analisis sains Airfinity.
Baca juga: Gubernur DKI Diminta Prioritaskan Vaksin Covid-19 untuk Korban Banjir
Baca juga: Dikembangkan Dalam Negeri, Ini Beda Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih
Kebanyakan vaksin di negara-negara sasaran berasal dari China dan Rusia.
Namun beberapa negara Afrika memiliki vaksin dari India.
Sejatinya sebagian vaksin Covid-19 yang tersebar di dunia tidak berasal dari Rusia, China, dan India dengan perbandingan hanya satu dari 10 dari tiga negara itu.
Menurut para ahli, ketiga negara tersebut bertujuan memperluas pengaruhnya.
Berikut daftar negara-negara yang telah menerima dosis vaksin Covid-19 dari Rusia, India, dan China:
1. Amerika Latin
"Amerika Latin adalah hadiah besar karena Rusia dan China tidak memiliki banyak pengaruh di sana. Itu juga halaman belakang AS jadi bagi Rusia ini juga tentang bagaimana mereka dapat mengganggu AS," kata direktur Economist Intelligence Unit, Agathe Demarais.
Sejumlah negara di Amerika Selatan menggunakan vaksin Sputnik V Rusia.
Di Brasil, vaksin Sinovac menjadi salah satu rencana vaksinasi massal di sana.
Paraguay tidak memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan China, sehingga Beijing tidak menawarkan bantaun vaksin.
Di sisi lain, Rusia telah melakukan kesepakatan.
2. Afrika
Benua Afrika akan berpengaruh besar pada China, khususnya untuk memperluas kekuatan di negara-negara di sana.
Afrika bergantung pada COVAX dari WHO, namun sampai saat ini program vaksin itu belum menghasilkan.
Sehingga China telah menawarkan vaksinnya ke negara-negara Afrika, salah satunya Mesir.
Rusia juga akan memberi Uni Afrika, yang mewakili 55 negara, dengan 300 juta dosis.
3. Eropa Timur dan Timur Tengah
Orang-orang kaya di UEA telah menggunakan vaksin Sinopharm, menjadikan vaksinasi tercepat kedua di dunia setelah Israel.
Menurut Demarais, China ingin menjadikan UEA sebagai pusat logistik untuk jembatan menuju Timur Tengah.
Beberapa negara Eropa Timur juga membeli vaksin dari Rusia dan China, salah satunya Hongaria.
4. Asia
Asia lebih banyak dikuasai China, beberapa negara diantaranya Indonesia, Laos, dan Kamboja.
Namun menurut data, tidak jelas berapa dosis vaksin yang dimiliki China untuk negaranya sendiri.
Sejauh ini Negeri Panda telah menghabiskan 63 juta dosis untuk vaksinasi.
India juga mencoba menggunakan vaksin sebagai sarana meningkatkan eksistensi dari China.
Vaksin Covid-19 telah membuka pintu bagi China, Rusia, dan India menuju negara yang belum memiliki pengaruh mereka.
"Apa yang coba dilakukan Rusia dan China adalah untuk meningkatkan posisi global mereka," kata Direktur Prakiraan Global di Economist Intelligence Unit, Agathe Demarais.
"Mereka telah melakukan ini selama beberapa dekade tetapi kedua kepemimpinan menggunakan kesempatan ini untuk memajukan posisi mereka, ini adalah batu bata dalam keseluruhan rencana dasar."
Demarais yang merupakan mantan diplomat di Rusia dan Timur Tengah menambahkan bahwa ini adalah strategi jangka panjang.
Tidak masalah negara yang dipengaruhi kaya atau berkembang, yang dibutuhkan Rusia dan China adalah pengaruh mereka di sana.
Baca juga: Vaksin Sputnik V Rusia Tiba di Meksiko
Baca juga: Empat Mantan Intelijen Taiwan Didakwa Bekerja Kumpulkan Informasi Rahasia Untuk China
"Memperkuat kehadiran global jangka panjang akan memberi mereka pengaruh atas negara-negara berkembang, ketika Anda menerima vaksin dari Rusia dan China, mereka akan memiliki permintaan kecil yang tidak bisa ditolak," jelas Demarais.
Demarais menjelaskan, Rusia dan China ingin membentuk kesan penyelamat di tengah pandemi.
Di sisi lain, kedua negara ini juga sedang berusaha memvaksinasi penduduknya sendiri sehingga ada kekhawatiran janji berlebih soal vaksin.
China dan Rusia berencana akan mendirikan pabrik dan pekerja di negara-negara yang dipilih untuk memproduksi vaksinnya.
India, yang hanya memproduksi vaksin di India, menargetkan negara-negara tetangga dan berusaha mengalahkan China, kata pakar pengembangan Dr Subir Sahir dari The School of Oriental & African Studies, University of London.
Namun rencana ini dipertanyakan, karena banyak negara meragukan kemanjuran vaksin Covivax buatan India.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)