Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentara Suriah Merebut Kembali Kota-kota di Pedesaan Hama saat Serangan Balasan Meningkat

Tentara Arab Suriah (SAA) terus maju dengan serangan baliknya terhadap serangan ekstremis besar-besaran yang dilancarkan terhadap daerah pedesaan

Editor: Muhammad Barir
zoom-in Tentara Suriah Merebut Kembali Kota-kota di Pedesaan Hama saat Serangan Balasan Meningkat
Mustafa Bathis / ANADOLU / Anadolu via AFP
Seorang prajurit Tentara Nasional Suriah (SNA) berpose dengan bendera di pesawat setelah menguasai Bandara Militer Kuwairis, sebelah timur Aleppo, saat Operasi Dawn of Freedom, yang diluncurkan untuk mencegah koridor teror PKK/YPG (PKK yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan UE serta YPG yang dianggap Turki sebagai perpanjangan PKK di Suriah) antara Tel Rifat dan Manbij berlanjut, di Aleppo, Suriah pada 01 Desember 2024. Sebagai bagian dari operasi tersebut, SNA telah merebut desa-desa milik Tel Rifat, yaitu Shagoreet, Tebnah, Al-Malikiyah, Kafr Kalbin, Kafr Naya, Miskan, Al-Ghuz, Tatmuras, Tal Anab, Mazraat Hamad, Zouyan, Maaranaz, dan Bukit Zouyan. Mustafa Bathis / Anadolu 

Tentara Suriah Merebut Kembali Kota-kota di Pedesaan Hama saat Serangan Balasan Meningkat

TRIBUNNEWS.COM- Tentara Arab Suriah (SAA) terus maju dengan serangan baliknya terhadap serangan ekstremis besar-besaran yang dilancarkan terhadap daerah pedesaan Idlib dan Aleppo beberapa hari lalu, yang telah mengakibatkan kelompok bersenjata menyusup hingga ke pinggiran provinsi Hama. 

"Lebih banyak bala bantuan militer dari angkatan bersenjata kami telah tiba di pedesaan Hama utara, termasuk personel, peralatan berat, dan peluncur roket untuk mendukung dan menopang kemajuan angkatan bersenjata kami di poros ini, di tengah keadaan pelarian massal oleh anggota organisasi perlawanan bersenjata," kata Kementerian Pertahanan Suriah dalam sebuah pernyataan pada tanggal 1 Desember. 

"Pesawat tempur gabungan Suriah-Rusia mengintensifkan serangan tepat sasaran terhadap pusat pergerakan perlawanan yang melarikan diri, lokasi mereka, markas besar, dan depot senjata dan amunisi mereka, sehingga berhasil mengenai sasaran secara langsung dan menewaskan serta melukai puluhan dari mereka," tambah pernyataan itu. 

Militan yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra, mencapai pinggiran kota Hama pada tanggal 30 November setelah menduduki beberapa kota di pedesaannya. 

Namun, pasukan tentara Suriah dengan cepat berhasil memukul mundur mereka sejauh setidaknya 12 kilometer. Pasukan Suriah dilaporkan telah merebut kembali kota Suran, Halfaya, Taybat al-Imam, dan Maardis pada Minggu pagi. 

Tentara juga berhasil menggagalkan upaya faksi yang dipimpin HTS untuk maju menuju kota Qalaat al-Madiq dekat Dataran Al-Ghab di pedesaan Hama utara. 

Berita Rekomendasi

Serangan udara Rusia dan Suriah terus menggempur kelompok-kelompok ekstremis yang berupaya masuk lebih dalam ke pedesaan Hama sementara juga menyerang benteng HTS di dalam kota Idlib dan pedesaan provinsi Idlib dan Aleppo. 

Setidaknya 1.000 militan telah tewas dalam serangan tersebut sejak HTS, faksi sekutu di bawah komandonya, dan koalisi Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki memulai serangan mereka terhadap pedesaan Idlib dan Aleppo pada awal 27 November.

Namun, Aleppo bagian tengah masih dibanjiri kelompok bersenjata yang menyerbu kota tersebut pada hari Jumat. Para militan juga merebut sejumlah kota yang dikuasai pemerintah di pedesaan Idlib.

"Pasukan kami bertempur dengan sengit sepanjang 100 km untuk menghentikan laju mereka. Selama pertempuran ini, puluhan tentara kami gugur dan yang lainnya terluka. Karena banyaknya perlawanan dan banyaknya medan tempur, pasukan kami telah dikerahkan kembali untuk memperkuat garis pertahanan, menahan serangan, menyelamatkan nyawa warga sipil dan tentara, serta bersiap untuk serangan balik," kata Komando Umum Angkatan Darat Suriah pada hari Sabtu.

Serangan yang dipimpin HTS dilaporkan dipimpin oleh intelijen Turki . 

“Operasi ini bertujuan untuk memulihkan batas-batas zona de-eskalasi Idlib,” ungkap seorang sumber keamanan Turki kepada Middle East Eye (MEE) pada 28 November, merujuk pada mekanisme untuk menghentikan pertempuran yang disepakati pada tahun 2017 selama perundingan Astana dan diperkuat pada tahun 2019 oleh Rusia, Turki, dan Iran. 

Moskow dan Damaskus mengurangi zona de-eskalasi dan merebut lebih banyak wilayah selama serangan terhadap kelompok oposisi bersenjata pada tahun 2020. 


SUMBER: THE CRADLE

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas