Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Myanmar Tembaki dan Lempar Granat ke Demonstran, Korban Tewas dan Luka-luka Terus Bertambah

Polisi Myanmar memberondong demonstran dengan tembakan saat aksi protes anti-kudeta, Minggu (28/2/2021).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Polisi Myanmar Tembaki dan Lempar Granat ke Demonstran, Korban Tewas dan Luka-luka Terus Bertambah
YE AUNG THU / AFP
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan salam tiga jari saat polisi memblokir jalan selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 6 Februari 2021. 

Pemimpin junta milter, Jenderal Min Aung Hlaing pekan lalu mengatakan, pihaknya akan menggunakan kekuatan minimal untuk menangani protes.

Polisi anti huru hara memblokir jalan ketika pengunjuk rasa berkumpul untuk demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 6 Februari 2021.
Polisi anti huru hara memblokir jalan ketika pengunjuk rasa berkumpul untuk demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 6 Februari 2021. (YE AUNG THU / AFP)

Kendati demikian, sedikitnya ada 5 orang demonstran yang tewas dalam aksi unjuk rasa.

Di sisi lain, tentara mengklaim seorang polisi juga tewas dalam salah satu aksi.

Tindakan keras dari aparat menunjukkan tekad militer untuk memaksakan otoritasnya terhadap protes masyarakat.

Bukan hanya di jalanan, tapi juga masuk ke berbagai bidang seperti layanan sipil, pemerintah kota, peradilan, sektor pendidikan dan kesehatan, serta media.

Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan beberapa orang yang dipapah di Kota Yangon.

Di sekitarnya nampak trotoar yang berlumuran darah karena polisi melepaskan tembakan.

Berita Rekomendasi

Polisi juga melemparkan granat kejut, menggunakan gas air mata dan menembak ke udara, kata saksi mata.

Baca juga: Dipecat Junta Militer, Duta Besar Myanmar untuk PBB Berjanji akan Melawan Kudeta

Baca juga: Massa Junta Militer Myanmar Mengamuk, Serang Demonstran Anti-Kudeta di Yangon

HITAM PUTIH - Seorang pria yang terluka dibawa dengan tandu oleh tim medis setelah pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay pada 20 Februari 2021.
HITAM PUTIH - Seorang pria yang terluka dibawa dengan tandu oleh tim medis setelah pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay pada 20 Februari 2021. (str / AFP)

Meski demikian, ratusan pengunjuk rasa menolak untuk mundur menjelang sore.

Beberapa dari mereka berbaris, kemudian berkumpul untuk menyanyi dan mendirikan barikade.

"Jika mereka mendorong kami, kami akan bangkit. Jika mereka menyerang kami, kami akan bertahan. Kami tidak akan pernah berlutut untuk sepatu bot militer," kata Nyan Win Shein, salah satu demonstran di Yangon.

Salah satu korban granat kejut, yakni Tin New Yee yang tewas diduga karena serangan jantung, kata putri dan rekannya.


Kelompok yang disebut Aliansi Medis Whitecoat mengatakan lebih dari 50 staf medis telah ditangkap.

Televisi MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan lebih dari 470 orang ditangkap pada Sabtu, setelah polisi melancarkan tindakan keras nasional.

Tidak jelas berapa banyak yang ditahan pada Minggu ini.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas